Masih menurut cerita Lasmi, beberapa bulan kemudian ternyata ia mendengar kabar kalau anak yang pernah diajak ke tempat keramat itu mengalami kecelakaan.
Yang satunya meninggal dunia, sedangkan yang satunya lagi masuk rumah sakit.
Anehnya, setelah kejadian itu, orang tersebut malah semakin melarat karena hartanya habis untuk biaya pengobatan anaknya yang dirawat di rumah sakit.
"Jadi tidak semuanya benar, bahwa yang datang ke Nggoleo pasti kaya," tambah Lasmi meyakinkan.
Lasmi juga menceritakan kisah seorang calon legislatif (Caleg) yang datang ke Makam Nggoleo. Caleg tersebut sukses terpilih sebagai anggota dewan, tapi baru dua tahun dijalani sebagai anggota dewan justru kini dia dirawat sebagai ODGJ (orang dalam gangguan jiwa).
Dalam melakukan persekutuan gaib di Makam Nggoleo, ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi.
Syarat-syarat itu di antaranya berupa tiga macam bunga (kembang talon-Red) untuk nyekar di makam Nggoleo dan isterinya Mbah Nyariah.
Baca Juga: Berpetualang ke Pulau Hantu: Mengungkap Misteri di Tengah Samudra Hindia
Selain itu juga ada minyak wangi dan pakaian sebagai simbol dari orang yang akan dipersembahkan pada penguasa Makam Nggoleo.
"Pakaian itu sebagai lambang bahwa pemilik pakaian itulah nantinya yang akan dikorbankan, sebagai pengganti kekayaan yang telah didapat dari Nggoleo," papar Agus.
Jadi pakaian diletakkan di tempat itu bisa saja pakaian milik orang tua, anak, isteri, saudara bahkan diri mereka sendiri.
Orang-orang yang pakaiannya diletakkan di makam keramat itulah yang nantinya akan menjadi budak penguasa Nggoleo di alam gaib.
Pakaian yang dipersembahkan di tempat itupun bermacam-macam bentuknya. Bahkan tidak sedikit pula ada yang masih baru. Oleh karena itulah banyak warga Desa Ronggo yang memanfaatkan pakaian-pakaian persembahan itu.
Namun untuk dapat mengambil pakaian-pakaian itu juga ada syaratnya.