Realitasonline.id | Buya Yahya, seorang ulama yang dikenal dengan pendekatan bijak dan penuh kasih sayang dalam menyampaikan ajaran Islam.
Memberikan panduan yang jelas mengenai masalah menikah dengan seseorang yang memiliki masa lalu, termasuk jika calon istri pernah berzina.
Dalam pandangannya, keputusan untuk melanjutkan pernikahan atau tidak sebaiknya didasarkan pada beberapa prinsip dan syarat penting:
1. Pertobatan yang Sungguh-sungguh:
Buya Yahya menekankan bahwa yang paling utama adalah pertobatan (taubat) dari perbuatan zina.
Jika calon istri sudah bertaubat dengan taubat nasuha (taubat yang sungguh-sungguh), maka dosa-dosanya akan diampuni oleh Allah. Islam sangat menekankan pintu taubat yang selalu terbuka.
Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Allah Maha Pengampun dan menerima taubat dari hamba-Nya yang benar-benar menyesal dan tidak akan mengulangi perbuatan dosa tersebut.
2. Masa Lalu Tidak Menentukan Masa Depan:
Buya Yahya mengingatkan bahwa setiap orang memiliki masa lalu, dan yang terpenting adalah masa depan serta niat untuk berubah menjadi lebih baik.
Jika seseorang telah bertaubat, maka masa lalunya seharusnya tidak menjadi halangan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.
Dalam Islam, seseorang tidak boleh dihakimi berdasarkan masa lalunya jika dia telah memperbaiki diri.
3. Niat Menikah Karena Allah:
Pernikahan seharusnya didasarkan pada niat yang baik, yaitu untuk mencari ridha Allah, membentuk keluarga sakinah, mawaddah, warahmah (keluarga yang tenang, penuh cinta, dan kasih sayang), serta saling membantu dalam kebaikan.
Jika calon suami yakin bahwa calon istri telah bertaubat dan memiliki niat yang kuat untuk menjadi istri yang baik serta membangun rumah tangga yang diridhai Allah, maka pernikahan tersebut dapat dilanjutkan.
4. Kejujuran dan Keterbukaan:
Menurut Buya Yahya, penting bagi pasangan untuk bersikap jujur dan terbuka satu sama lain. Jika calon istri telah mengakui kesalahan masa lalunya dan menunjukkan niat untuk memperbaiki diri, maka calon suami sebaiknya menilai dengan hati yang lapang. Kejujuran ini bisa menjadi fondasi yang kuat dalam membangun kepercayaan dan keharmonisan dalam pernikahan.
5. Istikharah dan Konsultasi dengan Orang yang Berilmu:
Buya Yahya juga menyarankan untuk melakukan shalat istikharah, meminta petunjuk dari Allah dalam mengambil keputusan yang terbaik. Selain itu, penting untuk berkonsultasi dengan orang-orang berilmu atau ulama yang dapat memberikan panduan berdasarkan ajaran Islam yang benar.
6. Menjaga Martabat dan Kehormatan:
Meskipun taubat diterima, Buya Yahya mengingatkan bahwa menjaga martabat dan kehormatan tetap penting.
Menjaga aib orang lain dan tidak membuka aib masa lalu adalah bagian dari etika Islam.