Komit Perkuat Ekosistem Keuangan Digital, Ini Target Utama OJK BI Dorong Inovasi

photo author
- Selasa, 11 November 2025 | 17:42 WIB
OJK mengajar di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). (Realitasonline.id/Dok)
OJK mengajar di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). (Realitasonline.id/Dok)

Realitasonline.id - Surabaya | OJK bersama BI menegaskan komitmennya untuk memperkuat ekosistem keuangan digital yang inovatif, inklusif, aman, dan berintegritas seiring tingginya adopsi teknologi dan layanan keuangan digital oleh masyarakat.

Demikian disampaikan anggota Dewan Komisioner OJK Ex Officio Bank Indonesia Juda Agung dalam kegiatan OJK Mengajar dengan tema “Inovasi Digital di Sektor Keuangan Indonesia: Mendorong Inovasi dan Mitigasi Risiko” di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jumat (7/11/2025).

Dalam paparannya, Juda menjelaskan bahwa Indonesia termasuk negara dengan
pertumbuhan digitalisasi tercepat di dunia.

Baca Juga: Proyek SMP Negeri 14 Dan SMP Negeri 15 Kota Binjai Diduga Mainan Raja

Hal ini didorong oleh karakter masyarakat yang digital native, tingginya kepemilikan perangkat seluler, serta semakin luasnya pemanfaatan internet.

“Jumlah handphone yang dimiliki 125 persen dari penduduk Indonesia, screen time orang Indonesia ternyata 7 jam, sehingga tidak heran, begitu kita adopsi transaksi digital, itu tumbuhnya sangat cepat sekali,” kata Juda.

Perkembangan ini turut mengakselerasi transformasi sektor jasa keuangan, mulai dari layanan pembayaran digital, perbankan digital, pembiayaan berbasis teknologi, investasi digital, hingga aset keuangan baru yang berbasis teknologi.

Transformasi digital mendorong kemudahan akses layanan keuangan bagi masyarakat melalui berbagai platform dan kanal digital yang semakin inklusif. Inovasi ini telah membuka peluang bagi kelompok yang sebelumnya sulit mengakses layanan keuangan konvensional, terutama pelaku UMKM, masyarakat di wilayah terpencil, dan generasi muda.

Baca Juga: Titi Kembar Kota Binjai yang Disoal, LSM P3H Sumut Minta Ukur Ulang DAS Mencirim di Jalan Sutomo dan Jalan Sudirman

Menurut Juda, pemanfaatan teknologi dalam layanan keuangan telah meningkatkan
efisiensi, memperluas inklusi keuangan, dan mendorong inovasi produk serta layanan
keuangan yang lebih adaptif terhadap kebutuhan masyarakat.

Seiring meningkatnya aktivitas dan transaksi digital, Juda menegaskan perlunya
kewaspadaan karena pesatnya digitalisasi juga diikuti meningkatnya risiko kejahatan
siber, penipuan digital (fraud), phising, serta ancaman serangan siber yang kompleks dan terkoordinasi.

OJK dan Bank Indonesia terus memperkuat mitigasi risiko dan pelindungan konsumen melalui penguatan standar keamanan sistem, pengaturan, dan pengawasan, termasuk melalui pengembangan pemanfaatan artificial intelligence dan machine learning untuk meningkatkan deteksi dan pencegahan kejahatan keuangan digital.

Salah satu bentuk penguatan koordinasi OJK dan Bank Indonesia dilakukan melalui
Indonesia Anti-Scam Centre (IASC), yang menjadi pusat kolaborasi nasional antara
regulator dan pelaku industri jasa keuangan. IASC melibatkan perbankan, penyedia uang elektronik, dan e-commerce dalam percepatan penanganan penipuan digital serta pemblokiran dana agar lebih efektif dan terintegrasi.

Selain itu, Juda juga menekankan pentingnya sinergi antarotoritas dalam menjaga
stabilitas sistem keuangan di tengah peningkatan risiko digital.

“OJK tentu saja tidak bisa menjaga sistem keuangan sendirian, bersama Bank Indonesia, LPS dan Kementerian Keuangan, kita bergabung, empat otoritas ini bergabung dalam Komite yang disebut dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK),” ungkapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB

ATR/BPN Pertahankan Predikat Informatif di 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:15 WIB
X