realitasonline.id - Pada perdagangan Jumat (26/1/2024) harga minyak mentah turun tetapi bersiap untuk kenaikan mingguan terbesar sejak Oktober.
Di mana pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang positif dan tanda-tanda stimulus China meningkatkan sentimen permintaan bahan bakar.
Diketahui, harga minyak mentah Brent turun 47 sen atau 0,57% menjadi US$81,96 per barel pada 0715 GMT.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Mendekati Level Tertinggi dalam Empat Minggu Dipicu Konflik Timur Tengah
Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 61 sen atau 0,79% menjadi US$76,75 per barel.
Patokan Brent ditetapkan ditutup 4,5% lebih tinggi untuk minggu ini, sedangkan patokan WTI ditetapkan naik 4,8%.
Keduanya berada di jalur kenaikan minggu kedua berturut-turut dan kenaikan mingguan terbesar sejak pekan yang berakhir 13 Oktober setelah dimulainya konflik Israel-Hamas di Gaza.
Harga sedikit turun pada hari Jumat di tengah tanda-tanda bahwa gangguan pasokan minyak di Laut Merah mungkin mereda.
China menekan Iran untuk menghentikan serangan terhadap pengiriman di perairan Yaman oleh milisi Houthi yang bersekutu dengan Iran, kelompok tersebut memulai serangan sebagai pembalasan atas serangan Israel di Gaza.
Para pejabat China telah meminta rekan-rekan mereka di Iran untuk membantu mengendalikan serangan tersebut atau mengambil risiko merugikan hubungan bisnis dengan Beijing, kata sumber.
Namun, kelompok Houthi bersumpah untuk terus menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel sampai bantuan mencapai warga Palestina di Gaza, kata pemimpin kelompok tersebut pada hari Kamis.
“Intervensi sebelumnya yang dilakukan oleh pasukan AS dan Inggris di Laut Merah tidak dapat mencegah serangan, sehingga menyebabkan investor memperkirakan akan terus terjadi gangguan,” kata Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar di IG di Singapura.