Baca Juga: Gagal Nyalip, Pria Ini Tembak Ban Mobil Orang Lain
Data dari Badan Pangan Nasional menunjukkan bahwa setiap orang Indonesia membuang 100-200 kilogram makanan setiap tahun.
Dengan populasi yang mencapai ratusan juta jiwa, jumlah total sampah makanan yang dihasilkan menjadi sangat mengkhawatirkan.
Nita Yulianis, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi di Badan Pangan Nasional, menjelaskan bahwa pemborosan makanan berarti sia-sia sumber daya yang digunakan untuk memproduksinya.
“Makanan yang seharusnya bisa dimanfaatkan sering kali terbuang karena ketidaksesuaian standar estetika atau kurangnya pemahaman tentang tanggal kedaluwarsa,” katanya.
Baca Juga: Petenis Kolombia Ini Menangkan Balapan Ajang MotoGP 3 di Sirkuit Mandalika
Permasalahan ini juga mencerminkan ketidakadilan dalam distribusi makanan di Indonesia. Sementara banyak yang membuang makanan, masih banyak masyarakat yang mengalami kelaparan dan kekurangan gizi.
“Di satu sisi kita memiliki food waste, di sisi lain masih ada yang kurang pangannya,” tambah Nita.
Menyikapi isu tersebut, penting bagi semua pihak untuk menyadari dan bertindak untuk mengurangi pemborosan makanan.
Nita menekankan dua pendekatan utama, pencegahan pemborosan pangan dan mendonasikan cadangan pangan yang berpotensi terbuang.
Baca Juga: Bawaslu Labura Ajak Semua Pihak Awasi Tahapan Kampanye Pilkada 2024
Dengan cara ini, makanan yang seharusnya terbuang bisa disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Pemerintah daerah, masyarakat, dan seluruh elemen harus berkolaborasi dalam menangani masalah pemborosan pangan ini. Kebutuhan pangan adalah tanggung jawab bersama,” tegas Nita.
Dia juga mengajak masyarakat untuk menggunakan makanan dengan bijaksana dan tidak melakukan pemborosan.