Grebek Kampung Berseri Astra: Jelajah Lebih Dekat Topografi Desa Pantai Cermin Kanan

photo author
- Selasa, 10 September 2024 | 10:13 WIB
Grebek Kampung Berseri Astra. Sejumlah para pegiat terdiri dari Blogger, Wartawan dan Fotografer, berkumpul Pendopo (titik temu)  usai menggerebek sudut-sudut panorama pantai dan UMKM Desa Pantai Cermin Kanan. (Realitasonline.id/mukhtarhabib)
Grebek Kampung Berseri Astra. Sejumlah para pegiat terdiri dari Blogger, Wartawan dan Fotografer, berkumpul Pendopo (titik temu) usai menggerebek sudut-sudut panorama pantai dan UMKM Desa Pantai Cermin Kanan. (Realitasonline.id/mukhtarhabib)

Jelajah Pembuatan Perahu di Dusun I

Beranjak dari pinggiran pantai, mulailah para pegiat menaiki bus yang sudah disediakan. Kali ini, menggerebek ke titik vital warga Dusun I yakni pembuatan perahu. Kata Kepala Dusun I Desa Pantai Cermin Kanan, Zulfan Heri, sebagian masyarakat di situ dalam mencari penghasilan menjadi nelayan dan petani.
Dusun I salah satu penyumbang warga terbanyak nomor dua terbanyak dengan perkiraan hampir 800 penduduk jiwa.

Di sela-sela ngobrol dengan Kadus I Zulfan Heri, tampak fokus sosok spesialis pembuat dan pembetulan perahu, Heri namanya.  Sambil memegang gerenda besi, ia mengikis untuk meratakan bagian perahu. Heri sering mendapat beberapa pesanan dari beberapa nelayan bahkan toke yang notabene tak lain warga kampung sekitar tempat tinggalnya.

Heri sebagai teknisi pembuatan dan pembetulan berbagai jenis perahu. Ia mengaku sudah mulai dari tamat sekolah sudah berprofesi di bidangnya dan menjadikan kerjaannya tersebut menjadi pokok untuk kebutuhannya sehari-hari.
Heri sebagai teknisi pembuatan dan pembetulan berbagai jenis perahu. Ia mengaku sudah mulai dari tamat sekolah sudah berprofesi di bidangnya dan menjadikan kerjaannya tersebut menjadi pokok untuk kebutuhannya sehari-hari. (Realitasonline.id/mukhtarhabib)

"Panjang 16 (meter), dengan lebar 2,5 (mampu menampung) beban 1 ton," ujar Heri saat ditanyakan mengenai perahu ia kerjakan. Ada beberapa jenis layanan pengerjaan perahu, di antaranya pembuatan berbahan kayu, fiber, kayu dilapisi fiber dan rehab perahu.

"Kayu, fiber, (lalu) pake kayu (dilapisi) pake fiber lagi. Kalau pakai kayu 15 juta, (kalau fiber) bisa 25 (juta) lebih," kata Heri. Namun tak selamanya berjalan mulus, Heri menyebutkan kendala dalam pengerjaan ketika pasang air laut sampai ke area tempat di mana ia berkerja sehari-hari.

Produk UMKM Berkelanjutan Dusun III Tingkatkan Ekonomi Pengrajin Wanita

Setelah beranjak dari Dusun I beralih ke Dusun III. Para pegiat yang tergabung dari Blogger, Wartawan media cetak/online, dan Fotografer mengerumuni UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Menday Gallery & Souvenir di sana. Jeprat-jepret sana sini, penuh pertanyaan wawancara kepada Ketua UMKM Eva Harlia.

Produk UMKM anyaman (Menday Gallery & Souvenir) di Kampung Berseri Astra tampak dikerumuni tim Komunitas Pena Kita dan Pewarta Foto Indonesia.
Produk UMKM anyaman (Menday Gallery & Souvenir) di Kampung Berseri Astra tampak dikerumuni tim Komunitas Pena Kita dan Pewarta Foto Indonesia. (Realitasonline.id/mukhtarhabib)

Inilah produk UMKM tadi dimaksud Ketua KBA Ina Inanta, meraup keuntungan gak tanggung-tanggung, dari puluhan ribu hingga ratusan juta. Menday Gallery & Souvenir berani berkarya di kancah internasional dengan produk hasil buatan tangan bersama warga kampung Desa Pantai Cermin Kanan, Dusun III Serdang Bedagai.

"Aku gak tau negara yang paling jauh itu apa ya. Kami pernah pasarkan itu kalau di luar Asia, Yunani, Dubai sama Amerika," ungkap Eva ketika bincang-bincang dikerumuni para Blogger dan Wartawan.

Eva Harlia, Ketua UMKM produk hand made tas dari hasil anyaman pandan yang diberi warna dan dikombinasikan dengan bahan lainnya.
Eva Harlia, Ketua UMKM produk hand made tas dari hasil anyaman pandan yang diberi warna dan dikombinasikan dengan bahan lainnya. (Realitasonline.id/mukhtarhabib)

Eva Harlia mendeskripsikan Menday Gallery & Souvenir ini sebagai produk turunan yang sudah ditekuni selama 3 generasi. Contohnya seperti corak Tiga Dara. Hingga akhirnya mereka berani bereksperimen membuat tas mengkolaborasikan corak anyaman pendahulu mereka.

UMKM ini memiliki 15 corak produk, termasuk yang paling populer, Tiga Dara. Secara teknis pengerjaan corak itu terdiri dari tiga warna utama yaitu hijau, merah, dan oranye.

Kemudian ditutup dengan warna putih dan ungu. Namun sayangnya, label khas corak mereka masih sedang proses pendaftaran pola corak ke HaKi (Hak Kekayaan Intelektual) Indikasi Geografis.

Proses pewarnaan daun pandan setelah diaduk dengan zat pewarna. Untuk pewarnanya sendiri dibeli dari luar kota seperti Tasik Malaya dengan perkiraan Ibu Arsima (pengrajin) Rp700 ribu. Racikan ini dengan memasak air dengan ukuran yang ditentukan hingga mendidih dan dicampur dengan bahan-bahan lain.
Proses pewarnaan daun pandan setelah diaduk dengan zat pewarna. Untuk pewarnanya sendiri dibeli dari luar kota seperti Tasik Malaya dengan perkiraan Ibu Arsima (pengrajin) Rp700 ribu. Racikan ini dengan memasak air dengan ukuran yang ditentukan hingga mendidih dan dicampur dengan bahan-bahan lain. (Realitasonline.id/mukhtarhabib)

 

Proses pengalaman dengan berbagai desain corak.  Sebagai hasilnya Ibu Kasmaria menunjukkan tas hasil dari buatan tangannya. Proses pengayaman tersebut bisa mencapai 2 atau lebih tergantung tingkat kesulitannya.
Proses pengalaman dengan berbagai desain corak. Sebagai hasilnya Ibu Kasmaria menunjukkan tas hasil dari buatan tangannya. Proses pengayaman tersebut bisa mencapai 2 atau lebih tergantung tingkat kesulitannya. (Realitasonline.id/mukhtarhabib)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Mukhtar Habib

Sumber: Tulisan Ini Diikutsertakan Dalam Lomba Anugrah Pewarta Astra

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X