Realitasonline.id | Teknologi bantuan parkir seperti sensor parkir dan kamera 360 derajat membantu pengemudi menghindari gesekan atau tabrakan. Meski tujuannya sama, cara kerja dan efektivitas keduanya berbeda. Simak analisis berikut untuk menentukan mana yang sesuai kebutuhan Anda.
- Cara Kerja dan Keunggulan Masing-Masing
Sensor parkir menggunakan gelombang ultrasonik yang dipasang di bagian belakang atau depan mobil. Saat mendeteksi objek, sistem memberi peringatan melalui bunyi atau getaran. Keunggulannya terletak pada harga terjangkau dan kinerja andal dalam kondisi gelap atau hujan, karena tidak bergantung pada visual.
Namun, sensor tidak menunjukkan lokasi pasti objek, sehingga blind spot di area rendah seperti trotoar pendek tetap berisiko.
Baca Juga: Plang HGU PTPN 1 Regional 1 di Lokasi Bentrok 2 Kelompok Pemuda Ditumbangkan, Siapa Biang Keroknya?
Sementara itu, kamera 360 derajat memanfaatkan 4-6 kamera di bodi mobil untuk menampilkan gambar gabungan bird’s eye view di layar dashboard. Fitur ini memudahkan pengemudi melihat jarak ban dengan trotoar atau objek statis, ideal untuk parkir paralel atau area sempit. Namun, kamera rentan terganggu oleh kotoran lensa, kabut, atau silau lampu, dan biaya pemasangannya lebih mahal.
- Efektivitas di Berbagai Situasi
Di perkotaan dengan parkiran sempit, kamera 360 derajat lebih unggul karena visualisasi lengkapnya meminimalkan risiko salah perhitungan jarak. Sensor parkir cenderung hanya memberi peringatan saat objek sudah sangat dekat. Sebaliknya, dalam cuaca ekstrem seperti hujan deras atau malam hari, sensor parkir lebih andal karena tidak terpengaruh kondisi visual.
Untuk objek rendah atau kecil seperti batu atau pagar pendek, sensor parkir umumnya lebih sensitif. Kamera 360 mungkin tidak menangkap objek tersebut karena terhalang sudut pandang atau resolusi terbatas.
- Kombinasi Ideal dan Pertimbangan Biaya