Di negara lain, warna bahan bakar bisa berbeda-beda tergantung kebijakan produsen. Jadi, jangan terkecoh mitos bahwa bahan bakar berwarna cerah lebih "bersih" atau "berkualitas".
5. Bahan Bakar Berkualitas Rendah Picu Kerak di Injektor
Bahan bakar dengan kandungan sulfur tinggi atau aditif minim cenderung meninggalkan deposit karbon di injektor, katup, atau ruang bakar. Kerak ini menghambat aliran bahan bakar, membuat mesin kasar, boros, atau susah menyala.
Padahal, membersihkan kerak memerlukan biaya servis yang tidak murah. Inilah mengapa bahan bakar seperti Pertamax direkomendasikan untuk mesin modern karena kandungan aditifnya membantu membersihkan deposit secara bertahap.
6. Penggunaan Bahan Bakar Tidak Sesuai Bisa Batal Klaim Garansi
Banyak pemilik kendaraan baru tidak sadar bahwa penggunaan bahan bakar di bawah rekomendasi pabrikan bisa membatalkan garansi mesin.
Misalnya, mobil berbasis turbo yang membutuhkan oktan minimal 92 tetapi diisi Pertalite (RON 90). Jika mesin rusak, perusahaan bisa menolak klaim garansi dengan alasan kesalahan penggunaan bahan bakar.
Memahami fakta unik seputar bahan bakar membantu pengendara mengambil keputusan yang tepat untuk perawatan kendaraan.
Selalu sesuaikan jenis bahan bakar dengan rekomendasi pabrikan, perhatikan masa simpan, dan hindari mitos yang tidak jelas sumbernya.
Dengan begitu, mesin tetap awet, performa optimal, dan biaya perawatan lebih terkendali. Jangan ragu berkonsultasi dengan bengkel resmi atau ahli mesin jika menemukan gejala tidak biasa setelah mengisi bahan bakar tertentu. (KN)