Realitasonline.id - Cairan rem sering disebut sebagai “darah” dalam sistem pengereman kendaraan. Meski jarang diperhatikan, perannya sangat vital untuk memastikan rem berfungsi optimal.
Cairan ini bekerja sebagai medium penghantar tekanan dari pedal rem ke kaliper, mengubah tenaga mekanis menjadi gaya pengereman. Namun, seiring waktu, kualitasnya bisa menurun dan menimbulkan risiko serius jika tidak diganti secara berkala.
Artikel ini akan membahas fungsi cairan rem, dampak mengabaikan penggantiannya, serta tips menjaga performa sistem pengereman.
Baca Juga: Kesalahan Umum dalam Merawat Sistem Rem yang Perlu Dihindari
- Fungsi Utama Cairan Rem
Cairan rem memiliki tiga peran krusial:
1. Menghantarkan Tekanan Hidrolik: Saat pedal rem diinjak, tekanan hidrolik dari master silinder dialirkan melalui cairan rem ke piston di kaliper, menjepit kampas rem ke rotor.
2. Melumasi Komponen Sistem: Cairan rem menjaga komponen seperti silinder dan selang rem tetap terlumasi, mencegah karat atau gesekan berlebihan.
3. Tahan terhadap Suhu Tinggi: Cairan rem dirancang memiliki titik didih tinggi (DOT 3, DOT 4, atau DOT 5.1) agar tidak menguap saat gesekan pengereman menghasilkan panas ekstrem.
Sayangnya, cairan rem bersifat higroskopis, artinya mudah menyerap kelembaban dari udara. Inilah alasan utama mengapa cairan ini harus diganti secara rutin.
Baca Juga: Mobil Keluarga Andalan Mulai Menua: Ini Tips Rawat Toyota Voxy yang Sudah Berumur 5 Tahun
- Dampak Mengabaikan Penggantian Cairan Rem
Setelah 1-2 tahun, kadar air dalam cairan rem bisa mencapai 3-4%, menurunkan titik didihnya. Sebagai contoh, cairan DOT 4 yang awalnya memiliki titik didih 230°C bisa turun hingga 150°C.
Ketika suhu pengereman melebihi titik didih, cairan akan menguap dan membentuk gelembung udara.
Gelembung ini bersifat kompresibel, sehingga tekanan hidrolik tidak tersalurkan dengan baik. Akibatnya, pedal rem terasa lembek atau bahkan “turun” hingga ke lantai.
Selain itu, kelembaban dalam cairan rem memicu korosi pada komponen logam seperti master silinder, kaliper, atau selang rem. Karat yang menumpuk dapat menyebabkan kebocoran atau penyumbatan aliran cairan.
Jika dibiarkan, kerusakan ini berpotensi memicu gagal rem total. Gejala lain yang sering muncul adalah respons pengereman berkurang, suara berdecit, atau lampu peringatan rem di dashboard menyala.
- Kapan Cairan Rem Harus Diganti?