Baik transmisi manual maupun otomatis sebenarnya dapat bertahan hingga lebih dari 200.000 km dengan perawatan tepat. Pada transmisi manual, penggantian oli berkala (setiap 40.000–60.000 km) dan menghindari kebiasaan menginjak kopling sembarangan menjadi kunci utama.
Sementara pada transmisi otomatis, penggantian cairan transmisi setiap 60.000–80.000 km serta menghindari akselerasi mendadak di tanjakan curam sangat disarankan.
Selain itu, kualitas komponen dan kebiasaan berkendara juga turut menentukan. Transmisi otomatis di mobil dengan beban kerja tinggi (seperti sering digunakan di medan berat) berisiko lebih cepat rusak dibandingkan manual.
Jika dilihat dari sisi desain, transmisi manual memiliki potensi lebih awet karena minim komponen elektronik dan hidrolik.
Namun, transmisi otomatis modern tidak kalah tahan lama asalkan dirawat secara disiplin. Pilihan antara keduanya sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan komitmen perawatan.
Bagi pengemudi yang terbiasa dengan teknik berkendara halus dan rutin servis, kedua jenis transmisi ini bisa memberikan durabilitas optimal. (KN)