Mobil yang sering digunakan di daerah dingin membutuhkan oli dengan indeks "W" rendah (seperti 70W) agar aliran lebih lancar saat mesin dingin.
Sebaliknya, mobil di iklim tropis bisa menggunakan oli dengan angka belakang lebih tinggi untuk perlindungan optimal di suhu panas.
- Pilih Oli dengan Additif Berkualitas
Oli transmisi premium biasanya mengandung additif anti-oksidasi, anti-busa, dan anti-karat. Untuk transmisi otomatis, pastikan oli memiliki friction modifier yang sesuai agar perpindahan gigi tetap halus.
Hindari oli yang tidak mencantumkan sertifikasi API (American Petroleum Institute) atau JASO (Japanese Automotive Standards Organization), terutama untuk mobil impor.
Baca Juga: Teknik Mengemudi Aman di Cuaca Ekstrem dari Banjir sampai Kabut Tebal
- Sesuaikan dengan Usia dan Kondisi Transmisi
Mobil tua atau transmisi yang sudah bermasalah seperti sering selip atau berisik mungkin memerlukan oli dengan formula high-mileage.
Oli jenis ini mengandung seal conditioner untuk mencegah kebocoran dan additif pembersih ringan untuk mengurangi endapan kotoran.
Namun, untuk kerusakan berat, mengganti oli saja tidak cukup, perlu pemeriksaan mekanik lebih lanjut.
- Lakukan Penggantian Berkala
Oli transmisi tidak dirancang untuk dipakai selamanya. Transmisi manual umumnya membutuhkan penggantian setiap 50.000–80.000 km, sementara transmisi otomatis sekitar 40.000–60.000 km.
Jika oli terlihat keruh, berbau gosong, atau mengandung serbuk logam, segera lakukan flushing. Jangan mencampur oli baru dengan oli lama, karena kotoran bisa mengganggu kinerja additif.
Memilih oli transmisi yang tepat adalah investasi untuk kelancaran berkendara dan keawetan mobil. Selalu utamakan kualitas dan kesesuaian spesifikasi daripada harga murah. Jika ragu, mintalah rekomendasi dari mekanik berpengalaman atau bengkel terpercaya. (KN )
