Realitasonline.id - Seiring bertambahnya usia, kemampuan fisik dan kognitif seseorang secara alami mengalami penurunan. Hal ini berdampak langsung pada kemampuan menyetir yang aman di jalan raya.
Oleh karena itu, para ahli keselamatan berkendara dan pemerintah semakin sering memberikan himbauan kepada orang lanjut usia (lansia) untuk tidak lagi menyetir, demi menjaga keselamatan diri sendiri dan pengguna jalan lainnya.
1. Mengapa Lansia Sebaiknya Tidak Menyetir Sendiri?
Menyetir kendaraan membutuhkan koordinasi antara penglihatan, pendengaran, refleks, serta kemampuan membuat keputusan cepat. Sayangnya, seiring usia:
Baca Juga: Simak, Ini Aturan Baru OJK tentang Leasing dan Penagihan Kredit Bermotor
- Refleks melambat, membuat reaksi terhadap situasi darurat lebih lambat.
- Kemampuan melihat dan mendengar menurun, terutama dalam kondisi malam hari.
- Risiko penyakit seperti Alzheimer, stroke, atau gangguan jantung meningkat.
- Konsentrasi dan kewaspadaan juga cenderung menurun.
Faktor-faktor ini berpotensi besar meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas, terutama di area padat atau saat berkendara dalam kondisi cuaca buruk.
2. Data Kecelakaan dan Lansia
Berdasarkan data dari Korlantas Polri dan berbagai studi global, pengemudi berusia di atas 65 tahun memiliki risiko kecelakaan fatal yang lebih tinggi dibandingkan kelompok usia produktif.
Tidak sedikit kasus kecelakaan yang terjadi akibat salah menginjak pedal gas atau kehilangan kendali di persimpangan.
Baca Juga: Strategi Penetrasi Pasar Mobil Listrik, Langkah Cerdas VinFast Hadapi BYD, Wuling, dan Hyundai
3. Alternatif Aman bagi Lansia
Untuk menjaga mobilitas dan tetap mandiri, lansia bisa mempertimbangkan alternatif berikut:
- Menggunakan transportasi umum atau layanan ride-hailing
