Realitasonline.id | Lonjakan produksi Chery yang fenomenal sering dikutip sebagai lonjakan besar hingga angka-angka dua digit yang mengagetkan menarik perhatian industri otomotif global.
Apakah kenaikan ini murni hasil efisiensi pabrik, lompatan teknologi, atau karena rangkaian model baru yang “tepat waktu”? Analisis berikut mengurai faktor-faktor teknis dan manajerial yang paling mungkin mendorong percepatan produksi Chery, serta implikasinya bagi pabrikan lain.
1. Skala ekspor dan permintaan global: kapasitas dipakai penuh
Salah satu mesin utama di balik peningkatan produksi Chery adalah ekspansi pasar luar negeri yang agresif.
Pada paruh pertama 2025, Chery mencatat pengiriman dan ekspor yang melonjak, menjadikannya salah satu eksportir mobil terbesar dari China dengan angka pengiriman yang mencapai lebih dari sejuta unit dalam 6 bulan pertama.
Peningkatan penyerapan di pasar seperti Eropa, Amerika Latin, Rusia, dan Asia Tenggara membuat fasilitas pabrik di China beroperasi mendekati atau di ataskapasitas normalnya, sehingga angka produksi total meroket.
Mengapa ini penting? Bila permintaan ekspor stabil atau tumbuh cepat, pabrikan akan meningkatkan shift, menambah jam kerja, dan mengoptimalkan lini untuk memenuhi order efek langsungnya adalah lonjakan output per periode.
Baca Juga: Strategi Sukses Chery di Tengah Lesunya Industri Otomotif: Inovasi, Efisiensi, dan Keberanian Ekspansi Global
2. Portofolio model yang “pasar-oriented”: SUV dan NEV sebagai volume driver
Chery berhasil menempatkan produk yang sedang tren terutama SUV dan kendaraan energi baru (NEV/EV & PHEV) di titik harga dan fitur yang menarik bagi pembeli global.
Model seperti lini Omoda dan Tiggo, beserta sejumlah varian listrik/hybrid, mendapat sambutan kuat di kawasan yang permintaan SUV dan EV-nya tumbuh pesat.
Keputusan strategis menempatkan investasi R&D pada segmen ini meningkatkan throughput pabrik karena permintaan konsumen benar-benar mengikuti penawaran.
Baca Juga: Honda WR-V 2026: SUV Kompak dengan Desain Sporty, Fitur Canggih Kelas Atas, dan Harga Terjangkau yang Siap Menjadi Primadona Baru di Jalanan Indonesia
3. Efisiensi manufaktur: manufaktur pintar dan platform modular
Chery mengimplementasikan prinsip smart manufacturing otomasi, robotika, dan sistem kontrol produksi berbasis data yang memangkas waktu siklus rakitan dan menurunkan tingkat cacat.
Selain itu, penggunaan platform modular memungkinkan beberapa model berbeda diproduksi pada satu jalur tanpa rekayasa ulang besar, sehingga pergantian model (model changeover) menjadi cepat dan murah. Kombinasi otomasi + modularitas ini meningkatkan OEE (Overall Equipment Effectiveness) dan mendorong volume produksi per pabrik.
4. Rantai pasok yang direstrukturisasi: lokalitas + diversifikasi pemasok
Gangguan global (chip, logistik) mengajarkan satu pelajaran pahit kepada pabrikan,rantai pasok harus lebih tangguh.
Chery merespons dengan strategi hybrid menggabungkan pemasok domestik yang efisien dengan pemasok global untuk komponen strategis serta memprioritaskan stok kritis dan strategi CKD/CKD-partnership untuk pasar ekspor.
Hasilnya, kemungkinan gangguan turun dan stabilitas produksi meningkat, memungkinkan pabrik untuk mempertahankan output tinggi.
5. Manajemen operasional dan KPI yang tegas
Lonjakan produksi tak lepas dari perbaikan manajerial: target KPI yang jelas (first pass yield, lead time, OEE), praktik continuous improvement (lean/kaizen), serta analytics produksi real-time.