Realitasonline.id - Setelah IEU-CEPA disepakati, merek otomotif Eropa seperti BMW dan Mercedes-Benz mulai mempertimbangkan produksi lokal di Indonesia. Bagaimana dampaknya terhadap investasi, transfer teknologi, dan harga mobil di masa depan?
1. IEU-CEPA: Momentum Strategis bagi Industri Otomotif Eropa
Kesepakatan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) menjadi tonggak penting dalam hubungan dagang antara Indonesia dan Uni Eropa. Salah satu sektor yang paling terdampak positif adalah industri otomotif, terutama bagi merek-merek besar seperti BMW, Mercedes-Benz, Volkswagen, dan Volvo.
Dengan penghapusan tarif impor hingga 0%, biaya masuk kendaraan CBU (Completely Built-Up) dari Eropa akan menurun drastis.
Namun yang lebih menarik, kebijakan ini juga mendorong rencana investasi jangka panjang, termasuk perakitan lokal (CKD), pembangunan fasilitas perawatan EV, dan transfer teknologi manufaktur ramah lingkungan.
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Toyota Kijang Innova Reborn G 2.4 AT Diesel 2024, MPV Legendaris yang Tetap Perkasa di Era Modern
2. Produksi Lokal Jadi Daya Tarik Baru
Sebelum IEU-CEPA, impor mobil dari Eropa dikenai bea masuk antara 40–50%, menjadikan harga jual kendaraan Eropa sangat tinggi. Kini, dengan tarif dihapus, strategi bisnis berubah bukan hanya sekedar menjual produk impor, tapi juga menanamkan investasi jangka panjang di Indonesia.
Menurut analisis Denza.com, ada tiga alasan utama mengapa merek Eropa tertarik memproduksi di Indonesia:
- Basis Ekspor ke ASEAN – Indonesia punya posisi strategis untuk mengekspor ke negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina.
- Permintaan EV yang Tumbuh Cepat – Pemerintah menargetkan 20% kendaraan baru di 2030 merupakan mobil listrik.
- Ketersediaan Nikel dan Material Baterai – Indonesia menjadi produsen nikel terbesar di dunia, bahan utama baterai EV.
Dengan kombinasi faktor tersebut, BMW dan Mercedes-Benz berpeluang menjadikan Indonesia sebagai hub produksi EV premium di Asia Tenggara.
3. BMW Indonesia: Menuju Fase “Assemble and Learn”
BMW Group Indonesia telah mengindikasikan niat memperluas kapasitas produksinya di pabrik Gaya Motor, Sunter (Jakarta). Selama ini, fasilitas tersebut hanya merakit model konvensional seperti BMW X1, X3, dan Seri 3, namun pasca IEU-CEPA, kemungkinan besar lini EV seperti BMW iX3 dan i4 akan ikut dirakit secara lokal.
Baca Juga: Mobil Listrik Eropa Siap Masuk Indonesia: IEU-CEPA Jadi Katalis Utama Era EV Premium
Langkah ini akan menurunkan harga jual hingga 15–20%, sekaligus meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Selain itu, BMW akan mengirim teknisi Indonesia ke pusat pelatihan di Munich untuk memperkuat keahlian di bidang baterai dan sistem kelistrikan tegangan tinggi (high-voltage systems).
“Kami melihat Indonesia bukan hanya pasar potensial, tetapi juga mitra strategis untuk pengembangan industri otomotif masa depan,” ujar salah satu eksekutif BMW dalam wawancara dengan Denza.com.
4. Mercedes-Benz: Fokus ke Elektrifikasi dan Jaringan Purna Jual
Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) juga menyiapkan transformasi besar pasca IEU-CEPA. Selain memperluas lini EQ Series (mobil listrik penuh), Mercedes tengah menjajaki kemitraan industri lokal untuk merakit EQB dan EQE SUV secara CKD mulai 2026.
Baca Juga: Efek IEU-CEPA terhadap Industri Komponen dan Supplier Lokal: Antara Ancaman dan Peluang Baru
Mercedes juga berfokus membangun pusat pelatihan teknisi EV di Bekasi dan memperluas jaringan bengkel resmi dengan kemampuan servis high-voltage battery.
Langkah ini bukan hanya memperkuat layanan purnajual, tetapi juga mendorong transfer keahlian tenaga kerja Indonesia ke level teknologi otomotif Eropa.
5. Efek Berganda terhadap Ekonomi dan Industri Lokal
Dampak IEU-CEPA terhadap sektor otomotif tidak hanya dirasakan oleh merek Eropa, tetapi juga oleh ekosistem industri lokal.
Beberapa potensi manfaat yang diperkirakan muncul antara lain:
- Peningkatan investasi asing langsung (FDI) di bidang otomotif hijau.