Kelebihan dan Kekurangan Tesla Model 3 2025 di Era Mobil Listrik Asia Tenggara

photo author
- Kamis, 13 November 2025 | 22:36 WIB
Keterangan foto: Tesla 3 (Realitasonline/ www.tesla.com)
Keterangan foto: Tesla 3 (Realitasonline/ www.tesla.com)

Sekarang kita masuk ke kekurangan Tesla Model 3 2025 jika konteksnya Asia Tenggara, khususnya Indonesia.


Infrastruktur charging

Tesla awalnya bangun Supercharger sangat fokus di Amerika dan Eropa. Negara Asia Tenggara masih banyak yang belum tercover baik. Artinya, walaupun Tesla Model 3 punya jarak tempuh besar, percuma kalau SPKLU (charger cepat) masih sangat terbatas. Di Indonesia jumlah SPKLU terus bertambah, tetapi dibanding Tiongkok, Korea, Jepang, bahkan Thailand, Indonesia masih butuh percepatan.

Baca Juga: Maintenance Tesla Model 3 2025, Cek Service Apa Saja yang Tetap Perlu?

After sales service

Brand Korea seperti Hyundai dan KIA punya jaringan diler resmi di banyak kota di Indonesia. Tesla belum punya jaringan after sales yang sekuat brand Jepang dan brand Korea. Ini mempengaruhi kenyamanan psikologis pemilik jangka panjang. Orang Indonesia masih sangat sensitif di urusan suku cadang, garansi baterai, dan kemudahan klaim.

Harga masuk

Tesla Model 3 2025 kemungkinan tetap akan berada di kelas harga premium. Brand China seperti BYD, Neta, Wuling, Chery, dan merek EV China lain memberi tekanan luar biasa dari sisi harga. Bahkan banyak brand China bisa memberi jarak tempuh 500+ km dengan harga yang lebih ringan. Artinya Tesla Model 3 2025 mungkin masih unggul fitur, tapi price to value ratio bisa kalah ketika konsumen Indonesia mulai realistis menghitung pembelian.

Baca Juga: Varian Hyundai Ioniq 5, mana yang paling worth it untuk keluarga?

Regulasi impor dan pajak

Karena Tesla tidak diproduksi lokal di Indonesia, potensi beban pajak impor cukup tinggi. Kecuali Tesla membuka pabrik di ASEAN atau ada kebijakan khusus impor EV bebas pajak, maka Tesla Model 3 2025 bisa terasa lebih “mahal psikologis” dibanding EV lain di showroom.


Apakah Tesla Model 3 2025 masih relevan untuk Asia Tenggara?
Jawabnya: ya, masih relevan, terutama untuk konsumen segmen premium yang lebih mementingkan teknologi, software, performa, dan brand image. Tesla Model 3 2025 tetap akan menjadi benchmark sedan listrik global. Tetapi untuk konsumen yang mencari value maximal, value ekonomis, dan layanan after sales yang gampang, maka Tesla Model 3 2025 bisa bukan pilihan paling efisien jika dibanding brand lain yang sudah masuk resmi dan punya jaringan purna jual lebih luas di Indonesia.(KN)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X