Peta Jaringan Fast Charging VinFast di Indonesia: Realita dan Roadmap

photo author
- Sabtu, 15 November 2025 | 10:48 WIB
 Pet Charging Mobil Vinfast (Realitasonline/ Vinfastauto.id/find-us)
Pet Charging Mobil Vinfast (Realitasonline/ Vinfastauto.id/find-us)

Realitasonline.id- Salah satu faktor yang paling mempengaruhi keputusan orang mau pindah ke mobil listrik atau tidak, bukan hanya harga mobilnya, tetapi ekosistem charging. Karena tanpa SPKLU yang merata, nyaman dan aman, orang akan takut kehabisan daya di jalan. Untuk brand baru seperti VinFast, ini adalah PR besar jika ingin masuk dan serius bermain di Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Artikel ini akan membahas secara analitis bagaimana peta jaringan fast charging VinFast, bagaimana kesiapan infrastruktur di Indonesia saat ini, dan apa roadmap realistis yang bisa dilakukan VinFast agar dalam 3 sampai 5 tahun mereka bisa jadi pemain besar di wilayah ini. Fokus pembahasan tetap sesuai SEO: jaringan fast charging VinFast di Indonesia, strategi, dan analisis pasar.

Pertama, fakta penting: di Vietnam, VinFast bergerak sangat agresif dalam membangun jaringan charging mereka sendiri. Mereka tidak hanya menunggu operator pihak ketiga. Ini pendekatan Tesla style, yaitu vertical integration: punya mobil, punya charging, punya ekosistem sendiri.

Baca Juga: Bagaimana Komparasi VinFast vs BYD vs Hyundai EV, Mulai dari Fitur ADAS, Charging Speed, Hingga OTA?

Karena bagi brand EV baru, punya jaringan charging itu artinya punya kendali penuh terhadap user experience. Tidak bisa berharap orang akan puas jika EV punya motor bagus, range besar, tapi charging tidak nyaman. Di Indonesia, adopsi ini bisa jadi peluang sekaligus tantangan. Realitanya saat ini, jaringan SPKLU di Indonesia memang sudah bertambah, terutama sejak tahun 2023 sampai 2025.

Tetapi distribusi SPKLU itu masih terlalu terkonsentrasi di area kota besar. Jakarta, Tangerang, Surabaya, Bandung, Bali, Medan, sudah ada. Tetapi wilayah luar Jawa, ataupun jalan antar kota panjang, belum punya kepadatan SPKLU memadai. Ini artinya brand seperti VinFast kalau masuk ke Indonesia harus realistis: tidak bisa hanya mengandalkan SPKLU umum yang tersedia. Mereka harus punya roadmap sendiri.

Lalu bagaimana strategi idealnya? VinFast harus mulai dari kota besar dulu. Target masuk harus Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor, Bandung, Surabaya dan Bali. Kenapa Bali? Karena Bali adalah showcase terbaik untuk brand EV baru.

Banyak brand EV global menjadikan Bali sebagai “etalase” elektrifikasi, karena turis internasional banyak, kesadaran lingkungan tinggi, dan infrastruktur charging lebih rapih dibanding beberapa provinsi lain. Jika VinFast bisa menempatkan fast charger mereka di spot strategis Bali, ini bisa jadi marketing otomatis karena Bali adalah destinasi internasional.

Baca Juga: Apakah VinFast Berpotensi Jadi Pemimpin EV di Asia Tenggara?

Setelah kota utama terkunci, VinFast baru bisa push ke jalur tol Jawa, minimal trase Jakarta – Bandung – Semarang – Surabaya – Banyuwangi. Karena inilah jalur paling padat mobil pribadi di Indonesia. Jika jalur ini punya fast charging VinFast sendiri, maka brand ini akan langsung mendapat trust konsumen. Karena EV bukan hanya soal beli mobil, tetapi soal berani bepergian antar kota tanpa rasa takut kehabisan daya.

Selain itu, strategi partner sangat penting. VinFast harus menggandeng operator retail besar seperti SPBU modern, mall operator besar, dan rest area operator. Karena lokasi charging harus strategis, bukan asal ada colokan.

Orang akan datang ke charging station jika lokasi nyaman, aman, terang, ada toilet, ada cafe, ada minimarket. Ini hal sepele, tetapi ini menentukan pengalaman. Kalau charging station cuma ada di pojokan parkiran gelap, orang tidak mau.

Kecepatan charging juga harus ditingkatkan. Tren global menuju 150 kW, 200 kW, bahkan 350 kW fast charging. VinFast tidak boleh menaruh hanya 60 kW. Karena orang akan bilang “ini bukan fast”. Jika VinFast ingin mengunci posisi Indonesia dalam 5 tahun ke depan, minimal charger harus 120 kW ke atas.

Karena SUV besar seperti VF 8 dan VF 9 butuh daya besar untuk charging cepat dari 20% ke 80%. Waktu aktual charging harus sekitar 30 menit maksimal. Jika lebih lama, orang akan kembali skeptis. Jadi selain membangun jaringan, kualitas charger juga harus ultra fast.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X