Apakah VinFast Berpotensi Jadi Pemimpin EV di Asia Tenggara?

photo author
- Sabtu, 15 November 2025 | 10:26 WIB
 Mobil Vinfast (Realitasonline/ Vinfastindonesia.com)
Mobil Vinfast (Realitasonline/ Vinfastindonesia.com)

Realitasonline.id- VinFast adalah brand otomotif dari Vietnam yang sedang naik daun dalam pembahasan mobil listrik global. Nama ini relatif masih sangat baru jika dibanding pemain besar seperti Tesla, Hyundai, BYD, MG, ataupun Wuling.

Tetapi, cara VinFast bermain justru terlihat cukup agresif. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, banyak analis mengatakan bahwa VinFast punya potensi untuk menjadi pemain besar di Asia Tenggara, terutama karena wilayah ini masih sangat besar marketnya, namun belum semua pemain global serius masuk.

Artikel ini akan membahas potensi VinFast, strategi mereka, dan apakah mereka benar-benar bisa menjadi pemimpin mobil listrik di kawasan Asia Tenggara dalam waktu beberapa tahun ke depan.

Baca Juga: Maintenance Tesla Model 3 2025: service apa saja yang tetap perlu?


Pertama, mari lihat fakta utama dulu. Asia Tenggara adalah kawasan dengan populasi lebih dari 650 juta jiwa, dan memiliki karakteristik unik: pertumbuhan kelas menengah sangat cepat, kesadaran terhadap lingkungan mulai naik, dan kebijakan pemerintah dalam transisi energi terbarukan mulai jelas.

Namun, harga listrik masih cukup murah di banyak negara, dan subsidi bahan bakar juga sebagian masih ada. Kondisi ini membuat EV punya ruang bertumbuh sangat besar, jika harganya bisa masuk akal dan infrastruktur charging makin luas. Pada titik ini, VinFast bisa memanfaatkan momentum.

Mereka datang dari negara strategi, dari Vietnam, yang secara geografi dan kultur bisnis tidak terlalu jauh dari Indonesia, Malaysia, Thailand, maupun Filipina. Mereka tahu segmentasi Asia Tenggara. Harga sensitif, desain harus menarik, interior praktis, biaya operasi rendah, dan harus siap dipakai harian.

Strategi VinFast sudah terlihat dari line-up produknya seperti VF e34, VF 6, VF 7, VF 8, dan VF 9. Mereka sudah mempersiapkan berbagai level segmen. Mulai dari segmen compact crossover, medium SUV, sampai ke large SUV kelas premium.

Ini menarik, karena sebagian besar brand Jepang belum punya jajaran EV lengkap untuk masuk ke setiap ceruk pasar di Asia Tenggara. Brand Jepang masih dominan di hybrid dan mesin pembakaran. Justru ini menjadi peluang untuk VinFast. Jika mereka bisa menghadirkan range produk yang lengkap, fitur modern, dan harga yang bisa masuk middle class, kemungkinan menang itu besar, karena konsumen Asia Tenggara biasanya loyal ke nilai.

Baca Juga: Performa Charging Cepat Hyundai Ioniq 5 800V, Hanya Marketing Atau Memang Nyata? Cek faktanya!

Value for money itu kunci. Tetapi, peluang itu tidak akan benar-benar dieksekusi tanpa strategi layanan. Dan VinFast punya satu strategi unik: mereka bukan hanya membuat mobil, tetapi mereka juga ingin mengendalikan pengalaman pelanggan dari A sampai Z. Mulai dari show room digital concept, layanan aftersales, dan bahkan rencana investasi charging network.

Pendekatan direct-to-consumer yang mereka lakukan di Vietnam cukup berhasil menarik perhatian, karena memberikan kesan brand yang dekat, bukan brand asing yang kaku. Jika pola yang sama diterapkan di Indonesia ataupun Thailand, brand ini bisa cepat menetap di pikiran konsumen.

Namun, VinFast juga menghadapi tantangan. Kompetitor terbesar mereka di kawasan ini sebenarnya bukan Tesla atau Hyundai. Kompetitor paling berat adalah BYD dan Wuling. Dua brand China itu sudah duluan membentuk ekosistem harga murah dan cepat penetrasi pasar. Asia Tenggara itu price-driven market untuk EV. Brand apa pun yang bisa menjual paling murah, kemungkinan akan menang paling cepat. Maka VinFast harus hati-hati menentukan pricing.

Jika VinFast terlalu dekat ke harga Hyundai atau Tesla, mereka akan dianggap terlalu mahal. Jika terlalu dekat harga Wuling / MG, mereka akan perang margin. Di sinilah strategi ukuran baterai, spesifikasi motor, serta fitur ADAS harus benar-benar dibuat fleksibel. Di segmen tertentu, konsumen Asia Tenggara lebih penting harga murah dibanding fitur ADAS level tinggi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X