otomotif

Pertarungan Teknologi Hijau, Strategi Korea Selatan Melawan Dominasi Mobil Listrik China

Rabu, 2 Juli 2025 | 19:39 WIB
Mobil dengan teknologi hijau (Realitasonline/Omoda)

Realitasonline.id - Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan global dalam industri mobil listrik semakin memanas, terutama antara dua kekuatan besar Asia: Korea Selatan dan China.

Produsen mobil listrik China seperti BYD dan NIO telah mendominasi pasar global dengan produk yang terjangkau dan inovatif. Namun, Hyundai dan Kia dari Korea Selatan tidak tinggal diam.

Mereka mengembangkan strategi agresif untuk menyaingi dominasi tersebut, baik dari sisi teknologi, efisiensi biaya, hingga penetrasi pasar internasional.

Baca Juga: Mobil Listrik China, Murah, Canggih, dan Siap Menguasai Pasar Asia Tenggara

1. Inovasi Teknologi Baterai: Siapa Lebih Unggul?

Salah satu kunci keberhasilan dalam pasar kendaraan listrik adalah efisiensi dan keamanan baterai.

Produsen mobil China, seperti BYD, telah memimpin dalam produksi baterai LFP (Lithium Iron Phosphate) yang dikenal lebih murah dan stabil.

Teknologi ini memungkinkan mereka menjual mobil listrik dengan harga lebih rendah tanpa mengorbankan performa dasar.

Sementara itu, Hyundai dan Kia berfokus pada teknologi baterai NCM (Nickel Cobalt Manganese) yang menawarkan jarak tempuh lebih jauh dan efisiensi energi lebih tinggi.

Hyundai juga bekerja sama dengan LG Energy Solution dan SK Innovation untuk mengembangkan solid-state battery, teknologi baterai generasi berikutnya yang lebih ringan, lebih aman, dan lebih cepat dalam pengisian daya.

Baca Juga: 5 Alasan Mobil Listrik Laris di Jakarta dan Sekitarnya! Solusi Cerdas Gaya Hidup Urban

2. Strategi Efisiensi Biaya dan Produksi

Produsen mobil China memiliki keunggulan dari sisi biaya produksi karena skala ekonomi yang besar dan dukungan penuh dari pemerintah Tiongkok.

Subsidi besar-besaran dan ketersediaan bahan baku dalam negeri membuat biaya produksi mobil listrik di China jauh lebih murah.

Halaman:

Tags

Terkini