Tapsel - Realitasonline.id | Kapolres Tapsel (Tapanuli Selatan) AKBP Imam Zamroni bersama Ketua Bhayangkari Cabang setempat Fitri menyerahkan ratusan eksemplar buku bacaan untuk SD Negeri (SDN) 100301 di Desa Sosopan Pargarutan Angkola Timur, Senin (18/9/2023) pagi.
Penyerahan buku bacaan, merupakan rangkaian program Polri sebagai upaya meningkatkan budaya literasi hingga ke pelosok Nusantara, termasuk di wilayah hukum Polres Tapsel.
Total jumlah buku yang diserahkan oleh Kapolres Tapsel dan Ketua Bhayangkari Cabang Tapsel sebanyak 250 buku dengan berbagai tema dan judul.
Baca Juga: Liga 2 Indonesia: PSMS Maksimalkan Laga Kandang Lawan Persiraja
Dalam penyerahan buku yang langsung kepada Kepala Sekolah SD Negeri 100301 Desa Pargarutan Nurhaidah terlihat para siswa SD Negeri 100301 yang hadir begitu senang apalagi bisa membaur dan membaca buku bersama Kapolres.
Kapolres Tapsel AKBP Imam Zamroni menyampaikan tentang pentingnya semua elemen untuk membudayakan literasi terhadap generasi muda, sebab, sebagaimana diketahui, buku merupakan jendela dunia.
Artinya, dengan giat membaca, maka cakrawala dan wawasan seseorang makin luas serta mumpuni.
Baca Juga: Mulai Terendus, Dugaan Penyelewengan Dana BOS SMAN I Kecamatan Binjai Langkat
“ Kita harus mulai membiasakan mulai dari generasi muda untuk menambah ilmu pengetahuan, yang salah satunya dengan banyak membaca, karena, tantangan zaman ke depan, tentu akan lebih berat di bandingkan hari ini, ” kata Kapolres.
Dewasa ini, ilmu pengetahuan dengan kemajuan teknologi sudah merambah ke dunia robotik, bahkan, sudah ada teknologi terbaru yaitu, Artificial Intelligence (AI), yakni, dengan teknologi AI, harapannya akan mempermudah manusia melakukan tugasnya.
“ Maka, generasi muda harus kita siapkan untuk tidak ketinggalan dalam menghadapi perkembangan teknologi maupun ilmu pengetahuan ke depan, ” ujarnya.
Baca Juga: Proyek Galian Pipa di Desa Mesjid Abdya Ancam Nyawa Pengendara
Yang tak kalah pentingnya, dari teknologi, seorang yang berilmu hendaknya juga berkarakter, yang semua itu, mencakup etika, tata krama dan jiwa kepemimpinan, begitu juga dengan ilmu pengetahuan agama yang harus tetap menjadi primadona dalam belajar.
Sebab, pendidikan karakter inilah yang mungkin tak bisa sebuah tekonologi robot mencakupnya, serta, yang ia juga harapkan, supaya generasi muda mampu memilah ilmu pengetahuan dengan pendidikan karakter.
“ Tak jarang, di tengah kemajuan zaman, terjadi misinformasi yang kerap menyesatkan dan cenderung merugikan bangsa kita, ” pungkasnya.