"Saya berharap agar semua pihak mendukung proses pembangunan breakwater ini, kalau memang DED terkejar dalam tahun 2024 ini, insya Allah pembangunan fisiknya sudah bisa dikerjakan di tahun 2025," ucap Om Jul.
Secara terpisah, Keuchik Kedai Palak Kerambil, Hazal Suaidi menyebutkan, pembangunan breakwater itu sudah lama di di dambakan oleh masyarakat gampongnya.
Pasalnya, kata Hazal, setiap tahun Kedai Palak Kerambil menjadi langganan bencana abrasi, terutama saat angin kencang dan gelombang besar, hingga membuat rumah warga setempat yang berada di pesisir pantai rusak akibat diterjang ombak.
Menurutnya, pembangunan breakwater di Kedai Palak Kerambil sangat penting untuk mengatasi terjadinya abrasi.
"Alhamdulillah, berkat campur tangan Pak Zulkarnain, pembangunan breakwater yang sudah lama di idamkan oleh masyarakat akan terpenuhi melalui pokir Pak Irmawan," sebutnya.
Hazal menjelaskan, pada hari Senin (30/9) kemarin, tim Balai Wilayah Sungai Sumatera I Kementrian PUPR Aceh sudah melakukan pengukuran kekuatan tanah dilokasi pembangunan breakwater.
Tidak hanya itu, sebelumnya Irmawan juga pernah memberikan bantuan berupa karung besar untuk penanggulangan abrasi sementara pasca abrasi memporak porandakan rumah warga setempat.
"Sebelumnya banyak sekali pejabat, politisi menjanjikan membangun breakwater ini, tapi belum terealisasi," kata Hazal.
Ia mengatakan, selama terjadinya abrasi, pondasi rumah warga terkikis akibat hantaman ombak besar. Bahkan, tanah untuk mereka membangun rumah di pesisir pantai tersebut tidak bisa di gunakan lagi.
"Selama terjadinya abrasi, sudah 30 unit rumah warga yang rusak akibat hantaman ombak, 15 unit rusak berat dan 15 unit lagi rusak ringan,” sebutnya.