Wali Kota Wesly Silalahi Resmikan Monumen Raja Sang Naualuh Damanik Simbol Sejarah Kota Pematangsiantar

photo author
- Senin, 28 April 2025 | 08:58 WIB
Wali Kota Pematangsiantar Wesly Silalahi resmikan Monumen Raja Sang Naualuh Damanik di Jalan Sang Naualuh Kelurahan Pahlawan Kecamatan Siantar Timur. (Realitasonline.id/Dok)
Wali Kota Pematangsiantar Wesly Silalahi resmikan Monumen Raja Sang Naualuh Damanik di Jalan Sang Naualuh Kelurahan Pahlawan Kecamatan Siantar Timur. (Realitasonline.id/Dok)

Dari istri terakhirnya itu, lahirlah Sarmahata Damanik dan memiliki tujuh anak.

Putra Sulungnya, Syah Alam Damanik. Syah Alam Damanik merupakan prajurit TNI Angkatan Udara (AU) dengan pangkat terakhir Marsekal Muda.

Wali Kota Wesly Silalahi bersama Ketua TP PKK Pematangsiantar taabur bunga di makam Raja Sang Naualuh Damanik. (Realitasonline.id/Dok)
Wali Kota Wesly Silalahi bersama Ketua TP PKK Pematangsiantar taabur bunga di makam Raja Sang Naualuh Damanik. (Realitasonline.id/Dok)

Dari pernikahannya dengan Halimah br Sinaga, Syah Alam Damanik memiliki tiga anak, yaitu 2 perempuan 1 laki-laki. Anak yang laki-laki yaitu Difi Sang Nuan Damanik. “Saya punya kakak dan seorang adik,” kata Difi.

Berdirinya Monumen Raja Sang Naualuh Damanik, lanjut Difi telah melalui perjalanan panjang dan melelahkan. Sejak tahun 2011, pembangunan monumen telah digagas.

Bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Kota Pematangsiantar, 24 April 2012, dilakukan peletakan batu pertama di lokasi monumen saat ini tapi sejak itu tidak dilanjutkan.

Tahun 2016, kembali muncul wacana membangun monumen dan dua tahun kemudian, (2018), Pemko Pematangsiantar menganggarkan pembangunan monumen di Lapangan Adam Malik.

Hanya saja, meski sudah diletakkan batu pertama, Pembangunan juga tidak dimulai. Hingga kemudian, tahun 2024 pembangunan monumen terealisasi.

“Saya mewakili panitia dan ahli waris mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan dukungan, baik moril maupun materil hingga pembangunan monumen ini selesai dan berdiri megah,” sebut Difi.

Menurut Difi, Monumen Raja Sang Naualuh Damanik bukan sekadar bangunan fisik, tetapi merupakan simbol perlawanan kepada penjajah.

"Meski beliau harus dimakzulkan sebagai raja dan dibuang ke Bengkalis demi kepentingan masyarakat. Sehingga sudah seharusnya pemimpin di Kota Pematangsiantar mengedepankan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi,” tegasnya.

Ia pun mengajak seluruh masyarakat untuk membangun kota Pematangsiantar agar lebih maju sehingga perjuangan Raja Sang Naualuh Damanik tidak sia-sia. Saya tidak lahir di Kota Pematangsiantar, tetapi darah Sang Naualuh mengalir di tubuh saya. Saya siap duduk bersama Pemerintah Kota Pematangsiantar untuk kemajuan kota ini,” sambungnya.

Bupati Simalungun H Anton Achmad Saragih yang hadir dalam acara tersebut, sebagai tokoh masyarakat sangat mengapresiasi semua pihak yang telah berpartisipasi sehingga Monumen Raja Sang Naualuh dapat diresmikan pada hari itu.

Ia pun mengucapkan selamat dan sukses atas peresmian Monumen Raja Sang Naualuh Damanik.

“Kami memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Pematangsiantar yang mengabadikan raja Sang Naualuh Damanik dalam bentuk monumen. Selamat Hari Jadi ke-154 Kota Pematangsiantar. Semoga Kota Pematangsiantar semakin sukses di bawah kepemimpinan Bapak Wali Kota Wesly Silalahi dan Wakil Wali Kota Herlina,” terang Anton.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X