“Di patung tersebut, tangan Raja Sang Naualuh Damanik mengangkat, yang bermakna mengayomi. Posisi monumen Raja Sang Naualuh terakhir menginjak kaki di Siantar adalah di sini,” terangnya.
Hotman berharap monumen tersebut menjadi landmark Kota Pematangsiantar dan cagar budaya karena memiliki nilai historis.
“Terima kasih telah satu hati untuk hari ini dan bentuk monumen Sang Naualuh tersebut sesuai dengan hasil karya pemenang sayembara, yaitu Robinson Damanik.
Peresmian monument diawali gunting pita oleh Wesly dan Ny Liswayti didampingi ahli waris Sang Naualuh Damanik, dr Susanti, Anton Saragih, Wakil Bupati Bengkalis Bagus Santoso, dan Forkopimda.
Dilanjutkan penandatanganan prasasti oleh Wesly bersama ahli waris raja Sang Naualuh Damanik, yaitu Difi Sang Nuan Damanik.
Dalam acara tersebut, diserahkan Hiou Pamotting kepada Wesly dan Ketua TP PKK Kota Pematangsiantar Ny Liswati Wesly Silalahi serta Ketua DPRD Pematangsiantar Timbul Marganda Lingga SH.
Sedangkan Wali Kota Pematangsiantar periode 2022-2025 dr Susanti Dewayani SpA dan suami H Kusma Erizal Ginting menerima seperangkat pakaian adat Simalungun.
Pemberian Hiou Pamotting dan pakaian adat Simalungun tersebut sebagai apresiasi atas peran serta dedikasi dalam pembangunan dan peresmian Monumen Raja Sang Naualuh Damanik.
Acara juga diisi dengan penyerahan Dayok Nabinatur dan manartor bersama. Turut hadir, cucu menantu Raja Sang Naualuh Damanik Ny Marsekal Muda Syah Alam Damanik Halimah br Sinaga; Keturunan Raja Siantar, Raja Tanah Jawa, Raja Raya, Raja Panei, Raja Dolok Silau, Raja Purba, Raja Silimakuta; Ketua Tumpuan Damanik Pakon Panagolan Irjen Wagner Damanik MAP; Wakil Wali Kota Pematangsiantar Herlina; Unsur Forkopimda (ADV)