Jakarta - Realitasonline.id | Mantan Panglima TNI era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Jenderal Moeldoko dinilai sampai hati mengganggu Partai Demokrat.
Moeldoko yang kini menjabat sebagai Kepala Staf Presiden Jokowi disebut-sebut menjadi pembegal kepengurusan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Jansen Sitindaon mempertanyakan akun-akun Twitter yang biasa mempromosikan Ganjar Pranowo malah membela pembegal partainya.
"Aku lihat akun-akun yang selama ini biasa membela dan mempromosikan Mas Ganjar Pranowo di Twitter, malah membela pembegal dan perampok partai kami," kata Jansen Sitindaon seperti dilihat Realitasonline.id di Twitternya, Rabu (5/4/2023).
"Aneh sebenarnya ini. Karena kami tidak pernah ada masalah dengan Mas Ganjar bahkan Demokrat adalah pengusung resmi Mas GP di Pilkada Jateng 2018 lalu," katanya lagi.
Jansen Sitindaon pun bertanya-tanya apakah ada keterkaitan antara pembegal Partai Demokrat dengan Ganjar Pranowo lewat para pendukungnya di Twitter.
"Nuwunsewu bertanya: apa Mas Ganjar tahu dan kenal mereka-mereka ini? Jika tidak tahu minimal twit ini jadi informasi untuk jenengan," tukasnya.
"Tapi tak mengapa. Itu adalah hak akun-akun tersebut mau berpihak di sisi yang mana. Termasuk di sisi pembegal/perampok sekalipun. Biarlah waktu yang akan menjawab sikap mereka ini," imbuhnya.
Namun demikian, Jansen Sitindaon pun sepenuhnya meyakini bahwa pihaknya berada di posisi yang benar dan tidak melanggar hukum.
"Tidak ada ceritanya, sekedar contoh: 'orang tidak pernah kuliah di UGM jadi Ketua Umum Alumni UGM'. Orang tidak pernah sedetik pun jadi anggota dan kader Demokrat, jadi Ketua Umum Partai Demokrat," tandasnya.
Sementara itu, seperti ditulis Realitasonline.id sebelumnya, Moeldoko sendiri mengaku justru tidak tahu upaya yang dituduhkan pada soal pembegalan Partai Demokrat.