Jakarta - Realitasonline.id | Mantan Sekretaris BUMN Said Didu membeberkan upaya penjegalan Anies Baswedan untuk maju jadi calon presiden (Capres). Salah satunya, lewat peninjauan kembali (PK) Partai Demokrat oleh kubu Moeldoko.
Diketahui, mantan Panglima TNI era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Jenderal Moeldoko mengajukan PK ke Mahkamah Agung terkait kepengurusan Partai Demokrat.
Said Didu menilai pengajuan PK kepengurusan Partai Demokrat oleh Moeldoko merupakan upaya jegal Anies Baswedan untuk maju jadi Capres.
Baca Juga: Medan Macet Parah, Sekda Wiriya Alrahman: Mohon Maaf!
"Langkah pertama sedang berjalan untuk menjegal Pak Anies Baswedan:
1) Kepala KSP Jenderal TNI (Purn) Moeldoko melanjutkan program begal Partai Demokrat lewat Peninjauan Kembali," kata Said Didu lewat cuitan Twitternya, Selasa (4/4/2023). (Pernyataan telah disesuaikan PUEBI)
"2) Penghentian 3 pimpinan KPK RI yang menolak tindak lanjut laporan Formula E. Rakyat harus tetap diam?" imbuhnya. (Pernyataan telah disesuaikan PUEBI)
Seperti diketahui Moeldoko yang kini menjabat Kepala Staf Presiden Jokowi pernah mengklaim sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Kini ia kembali melancarkan aksinya menggulingkan kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Ketum Partai Demokrat. Dan pada 3 Maret 2023 Moeldoko telah mengajukan PK ke Mahkamah Agung.
AHY menyebutkan bahwa Moeldoko mengklaim telah menemukan 4 bukti baru (novum).
Namun, AHY membantah novum yang diajukan kubu Moeldoko itu sebagai bukti baru dikarenakan keempatnya sudah jadi bukti dalam sidang PTUN Jakarta dengan perkara nomor 150/G/2021 pada 23 November 2021.
Ketua Departemen Humas dan Media DPP Perempuan Demokrat RI, Ajeng mempertanyakan sikap diam Presiden Jokowi atas upaya Moeldoko yang disebut kembali rebut Partai Demokrat dari AHY.
"Pengajuan PK Moeldoko bertujuan gagalkan pencapresan Anies Baswedan. Pak Jokowi kenapa diam? Itu anak buahnya si KSP Moeldoko yang berkali-kali melakukan hal buruk merusak demokrasi mengganggu rakyat dengan cara ingin merebut partai milik orang lain.
Kami akan lawan!" kata Ajeng seperti dikutip di Twitternya. (Pernyataan telah disesuaikan PUEBI)