"Kami mencoba advokasi ke sana dulu, kemudian akan membuatkan hotline dalam pengaduan bullying. Kami juga berkoordinasi kepada Menteri Kesehatan walaupun sebenarnya ranahnya masih antara Dikti ataupun Menteri Kesehatan," tambahnya.
Walaupun demikian, Tommy juga salah dalam mengartikan definisi dari bullying tersebut.
"Harus jujur, karena kadang ada beberapa hal yang tidak termasuk ke dalam bullying tetapi diviralkan. Saya kira itu juga harus jelas, sehingga apapun yang terjadi pada masyarakat harus jelas masalahnya," ujar Tommy.
Baca Juga: Kapolres Tapsel Hadiri Festival Nasyid Peringati Tahun Baru Hijriah
Kemudian, Tommy juga menyebutkan bahwa kasus bullying sudah terjadi pada masa lalu.
Contohnya, seperti korban tidak mendapatkan gaji yang seharusnya sudah layak menjadi seorang dokter.
Baca Juga: Kejari Padangsidimpuan Peringati Hari Bhakti Adhyaksa LXIII dan HUT IAD XXIII
"Ada masalah bullying waktu dulu mereka sudah jadi dokter sudah bekerja di rumah sakit, tapi tidak mendapatkan gaji yang layak. Usianya sekitar 26-35 saat itu mereka memang sudah berkeluarga, sudah punya istri, punya anak, tapi gajinya tidak bisa menafkahi keluarganya. Jadi, hal itu merupakan salah satu pokok dari bullying kalau dilihat ke belakang," katanya.
"Selain itu, karakteristik pada pendidikan dokter itu hampir mirip dengan kepangkatan jadi harus bagus untuk kedepannya," pungkasnya. (MIF)