Realitasonline.id | Kasus dari Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun semakin memanas sampai saat ini.
Tak hanya masyarakat, beberapa tokoh besar Islam pun ikut buka suara terkait polemik yang terjadi pada Ponpes Al Zaytun.
Salah satu tokoh yang memberikan pendapatnya mengenai ibadah yang dilakukan secara kontroversial pada Ponpes Al Zaytun, yaitu Habib Bahar bin Smith.
Baca Juga: Anda Kehabisan Sabun Cuci Piring? 6 Bahan Alami Ini Bisa Membantu Anda Disaat Terdesak
Merupakan seorang pemimpin pondok pesantren yang cukup terkenal akhirnya menyuarakan tentang pembubaran Ponpes Al Zaytun tersebut.
Tak pikir panjang, Habib Bahar bin Smith terus mendesak pemerintah untuk segera membubarkan Ponpes Al Zaytun dari hasil orasi dalam suatu aksi demo 266 front persaudaraan Islam.
Habib Bahar bin Smith terus mendesak pemerintah untuk membubarkan Ponpes Al Zaytun tanpa suatu alasan.
Sebagaimana dalam orasinya tersebut, mengatakan bahwa desakan dalam membubarkan Ponpes ponpes Al Zaytun itu karena telah melakukan praktik yang dianggap sesat.
"Ya, bagaimana nggak sesat? bagaimana nggak haram? suatu ikhitilat bercampur laki perempuan, kemudian menghalalkan zina cukup dengan bayar nggak tahu berapa juta. Lalu, perempuan jadi khatib Jumat, ini sesat," jelas Habib Bahar bin Smith dalam orasinya dilansir dari tvonenews.com (4/7/2023).
Habib Bahar bin Smith juga terang-terangan ketika menjelaskan alasannya terkait pembubaran dari Ponpes Al Zaytun.
Baca Juga: Cocok Ditonton saat Idul Adha, 6 Film tentang Haji ini sangat Direkomendasikan Bersama Keluarga
"Tidak rela, kami tidak rida segala macam munkarat, dholaltat, sayiat, mukholafat yang ada di Indonesia. Jadi ketidakrelaan serta ketidakridaan menjadi penggerak hati untuk melangkahkan kaki berhadir pada acara pembubaran Al Zaytun secara permanen," sambungnya.
Harapan dari Habib Bahar bin Smith bahwasanya sebagai pemimpin (Panji Gumilang) tidak hanya mendapatkan sanksi administrasi serta pidana saja, tetapi kasus ini termasuk kontroversial dan disegerakan Ponpes Al Zaytun ditutup secara permanen.