Medan - Realitasonline.id | Sejumlah mahasiswa dari DPP Garansi (Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Rakyat Anti Diskriminasi) tuntut Kepolisian dan Kejaksaan periksa pejabat UINSU yang terdeteksi jual beli jabatan.
Tuntutan itu disampaikan lewat aksi unjuk rasa di depan kantor Mapolda Sumut, Selasa (19/9/2023).
Dalam orasinya, sejumlah mahasiswa tersebut menduga ada konspirasi rencana pemilihan ketua senat di UINSU (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).
"Sesuai dengan hasil investigasi tim kami di lapangan disertai dengan informasi dari sumber yang terpercaya, diduga kuat telah terjadi pelanggaran hukum di lingkungan UINSU," kata koordinator aksi H Limbong.
Mereka menduga adanya penyalahgunaan wewenang oleh oknum pejabat UINSU yakni melakukan jual beli jabatan demi mendapatkan keuntungan pribadi maupun kelompok.
"Dugaan jual beli jabatan di UINSU bukan rahasia umum lagi. Perlu keseriusan aparat hukum mengusut hal ini mengingat sudah banyak laporan yang disampaikan ke Polda Sumut maupun ke Kejatisu," jelasnya.
Baca Juga: Chairunnisa Batubara Pimpin DPD Pengajian Al Hidayah Tanjungbalai 2022 - 2027
Mereka juga menduga kuat adanya a buse of power dalam upaya menggolkan seseorang menjadi ketua senat di UINSU.
Indikasi adanya konspirasi antara jajaran rektorat dengan oknum calon ketua senat berinisial PH yang santer di lingkungan kampus.
"Kita berharap harkat dan martabat jajaran Rektorat UINSU tidak tergadai dalam konspirasi jahat, kebusukan sistemik dan persekongkolan terencana yang dapat merusak citra akademika UINSU," teriaknya.
Informasi yang mereka dapat, Rektor UINSU Medan kabarnya akan memilih calon ketua senat inisial PH yang diduga sedang tersangkut masalah hukum kasus dugaan pemalsuan tanda tangan dokumen jual beli tanah garapan di wilayah Kecamatan Percut Seituan.
Sementara, Koordinator investigasi lapangan dari DPP Garansi bernama Zulfahri menyebutkan adanya indikasi jual beli jabatan di UINSU sudah seperti bisul, menyembul tinggi namun menyimpan lahar nanah yang busuk.
"Informasi yang kami peroleh, banyaknya permainan kotor dalam menentukan posisi jabatan di kampus UINSU Medan dan diduga tidak terlepas dari pungli atau pungutan liar," ucapnya.