Kutacane - Realitasonline.id | Peristiwa kematian seorang pengusaha Deni Prizal Sekedang (37) warga Desa Kute Rih Kecamatan Babussalam, hingga kini menjadi pertanyaan besar bagi masyarakat di Kabupaten Agara (Aceh Tenggara, karena kasus pembunuhan tersebut disinyalir banyak kejanggalan.
Sinyalemen itu dinyatakan aktivis lumbung informasi rakyat (LIRA) M.Saleh Selian kepada realitasonline.id, Rabu (22/11/2023) dan menyebutkan, kasus pembunuhan tersebut diperlukan penyidik dari Polres Aceh Tenggara untuk melakukan penelusuran lebih lanjut.
Dijelaskannya, asumsi dari masyarakat, kejadian itu sangat aneh. Apalagi kedua pelaku Wan (38) warga Desa Kampung Raja Kecamatan Babussalam dan Kab (40) warga Desa Kuta Pangguh Kecamatan Lawe Bulan, teman dekat korban serta anggota korban.
Selain itu, kedua pelaku juga dekat dengan keluarga korban. "Membunuh karena ingin menguasai uang Rp 6 juta, ini sangat janggal. Kalau betul motif pembunuhan itu," kata Saleh Selian.
Baca Juga: Proyek Pengerasan Jalan Anggaran DD Senilai Rp138 Juta di Secanggang Langkat Diduga Asal Jadi
Karena, lanjut Selian, jika kedua pelaku ingin menguasai harta benda korban, kenapa perhiasan korban tidak diambil, karena perhiasan korban masih lengkap terpasang di tubuh mayat korban, pada saat ditemukan di Ise-ise Jalan Gayo Lues -Takengon.
Apalagi, lanjtunya, perhiasan milik korban berupa mas murni setelah pihak Polres memeriksakan perhiasan tersebut, benar mas murni, tentu cukup menggiurkan. Artinya jika peristiwa pembunuhan itu murni perampokan, kenapa kedua pelaku tidak mengambil mas korban.
"Disinilah muncul dugaan banyak kejanggalan ditengah publik Aceh Tenggara, menyusul pengakuan pelaku menghabisi korban di depan Wisma Alas Leuser, milik korban yang terletak di Jalan Cut Nyak Dien Pasbel," katanya.
Baca Juga: Gugat PTPN 2 Pakai Surat Palsu, Seorang Penggarap Warga Deliserdang Divonis Dua Tahun Penjara
Dalam peristiwa ini banyak kejanggalan, karena wisma tersebut tidak pernah sepi serta ada pegawai hotel yang bekerja disitu. Berdasarkan informasi dari pengakuan pelaku, sebelum membunuh korban didepan wisma, korban dan kedua pelaku berencana berangkat ke Medan.
Namun saat di Kaban Jahe jalan macet, sehingga mereka mengurungkan niatnya ke Medan dan kembali ke Aceh Tenggara. Sesampainya didepan wisma milik korban, ketika itu korban sedang tidur dicekik oleh kedua pelaku, setelah itu korban dibawa ke lokasi penemuan mayat beserta satu bantal satu bad cover.
Kemudian pelaku mengantarkan mobil korban kerumah keluarga korban. Logikanya, jika pelaku ingin menghabisi korban modus perampokan, kenapa tidak mereka lakukan di seputaran Kabupaten Karo.
Baca Juga: Bakal Bikin Begal Ketar-ketir, Begini Cara Anak Buah Bobby Nasution Tingkatkan Keamanan Wilayahnya
Namun yang menjadi pertanyaan besar di kalangan publik saat ini, korban beberapa waktu lalu mendapat warisan dari orang tuanya berbentuk uang sejumlah milyaran rupiah. "Jika benar korban ada menerima warisan dari orang tuanya, kemana keberadaan uang warisan korban tersebut. Apakah lewong dikuasai kedua pelaku pembunuhan atau tersimpan di Bank," tanya Saleh Selian.