LAMTIM - realitasonline.id | Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro) berkolaborasi dengan Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) mengadakan diskusi terfokus mengenai identifikasi bencana alam, kerentanan dan kapasitas komunitas dalam menghadapi perubahan iklim di Balai Dusun II Desa Tulus Rejo, Kab. Lampung Timur, Kamis (7/4/2022).
YKWS dalam keterangannya menyebutkan kegiatan ini merupakan bagian dari Program VICRA (Voice of Inclusiveness Climate Resilience Action) atau suara untuk perubahan iklim yang inklusif.
Program VICRA bertujuan untuk menciptakan ruang bagi petani yang rentan dan memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dan mengadvokasi posisi mereka dalam aksi ketahanan iklim.
Program VICRA juga mendorong adanya partisipasi dari kaum perempuan, difabel, dan anak-anak sebagai wujud dari kesetaraan gender dan inklusi sosial.
“Dampak perubahan iklim di sektor pertanian pasti mempengaruhi kehidupan semua pihak, termasuk juga para perempuan, anak-anak, dan kaum difabel yang lebih rentan terhadap krisis yang diakibatkan oleh dampak perubahan iklim ini,” kata Isyanto, Koordinator Program VICRA.
Menurutnya, sebagaimana kita ketahui bahwa pertanian merupakan sektor paling terdampak oleh adanya perubahan iklim.
Hal ini karena aktivitas pertanian sangat bergantung pada cuaca seperti curah hujan hingga kelembapan udara. Sehingga pemetaan bencana alam sebagai dampak perubahan iklim penting dilakukan untuk mengukur kapasitas dan kerentanan komunitas dalam menghadapi fenomena tersebut.