Belitung Timur – Realitasonline.id| PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) merupakan indikator yang menggambarkan besaran rupiah dari seluruh aktivitas ekonomi di suatu wilayah.
Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2022 lalu memang memiliki angka terendah dibandingkan dengan kabupaten/kota lain se Provinsi Bangka Belitung (Babel).
Namun dalam mengukur kesejahteraan wilayah indikator yang paling tepat untuk digunakan adalah PDRB per kapita atau PDRB dalam rupiah dibagi dengan jumlah penduduk.
Baca Juga: Bupati Dolly Pasaribu Minta Anak Penderita Stunting Di Tapsel Harus Diperhatikan
Berdasarkan rilis data BPS, PDRB Kabupaten Belitung Timur Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) tahun 2022 sebesar Rp 9,785,77 triliyun.
Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) sebesar Rp 5,931,76 juta. Data ini berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Belitung Timur.
Namun jika dilihat lebih detail, ternyata kemajuan atau tingkat ekonomi masyarakat Belitung Timur jauh lebih baik di Provinsi Babel.
Baca Juga: Jelang Idul Adha 1444 Hijriah Warga Sambut Gerakan Pangan Murah yang Digelar Pemkab Tapsel
Karena berdasarkan data yang sama, PDRB ADHK per kapita tahun 2022 Kabupaten Beltim sebesar Rp 45.466,99 juta. Membuat Kabupaten Belitung Timur berada di posisi kedua di Provinsi Babel atau dibawah Kabupaten Bangka Barat yakni Rp 50.333,18 juta.
Sedangkan PDRB ADHB per kapita Kabupaten Belitung Timur (Beltim) tahun 2022 mencapai Rp 75.077,99 juta. Kabupaten Beltim berada di peringkat ketiga di Provinsi Babel setelah Bangka Barat sebesar Rp 80.031,30 juta dan Pangkal Pinang Rp 76.348,98 juta.
“Memang kalau melihat PDRB ADHB dan ADHK, Kabupaten Beltim rendah. Tapi kalau PDRB Per kapita, penduduk Kabupaten Beltim lebih makmur,” kata Kepala Kantor BPS Kabupaten Beltim Izhar didampingi Diskominfo Beltim di Ruang Kerjanya, Senin (26/6/23).\
Baca Juga: Pelindo Regional 1 Terima Penghargaan Dari Gubernur Sumatera Utara
Menurut Izhar, laju pertumbuhan ekonomi atau perkembangan suatu daerah bisa dilihat dari PDRB. Namun tetap besaran PDRB harus dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun atau per kapita.
“Analoginya, PDRB Indonesia lebih tinggi dari Singapura. Namun jika PDRB per kapita, Singapura jauh lebih tinggi,” jelas Izhar yang didampingi Kepala Seksi Integrasi Pengolahan Diseminasi Statistik Syahroni dan Statistisi Felia.