realitasonline.id - Pada perdagangan New York Mercantile Exchange, gas alam berjangka untuk penyerahan Maret diperdagangkan pada US$ 2,15 per MMBTU, mengalami penurunan sebesar 1,51%.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Brent Turun 47 Sen Bersandar di Level US,96 Per Barel
Walaupun instrumen ini sebelumnya mencapai sesi rendah, tetapi masih memiliki potensi support pada US$ 2,094 dan resistance pada US$ 2,884.
Sedangkan, di Nymex, harga minyak mentah untuk penyerahan Maret mengalami kenaikan sebesar 0,58% dan diperdagangkan pada US$77,81 per barrel.
Sementara heating oil untuk penyerahan Februari mengalami kenaikan sebesar 1,16% dan diperdagangkan pada US$ 2,83 per galon.
Di sisi lain, Indeks Dolar AS Berjangka, yang memantau kinerja the greenbcak terhadap enam mata uang utama lainnya, mengalami penurunan sebesar 0,12% dan diperdagangkan pada US$ 103,25.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Mendekati Level Tertinggi dalam Empat Minggu Dipicu Konflik Timur Tengah
Harga minyak terus menjadi pusat perhatian di pasar global. Kenaikan signifikan harga minyak mentah baru-baru ini terjadi seiring dinamika pasar yang berubah dan meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah.
Menanggapi hal tersebut, Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer, harga minyak mentah dunia menunjukkan tren kenaikan yang signifikan, meskipun ada beberapa penurunan.
Prediksi harga minyak mengindikasikan bahwa pasar akan mengalami kenaikan secara berkelanjutan, dengan dukungan dari pola candlestick yang masih konsisten.
“Meskipun ada beberapa penurunan, namun pergerakan harga minyak masih menunjukkan kecenderungan positif,” ungkap Andrew dalam risetnya.
Dia menegaskan bahwa kenaikan tetap terjadi, meskipun kenaikan tidak sebesar hari sebelumnya.
Faktor utama yang mendukung kenaikan ini adalah kelangkaan minyak dan terhentinya kerja sama dengan beberapa negara produsen minyak, termasuk Rusia dan Arab Saudi.