Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara Mantap, OJK: Ekspor Surplus, Pengolahan Minyak Goreng Sawit Tumbuh

photo author
- Jumat, 19 April 2024 | 06:10 WIB
Ilustrasi gambar logo OJK Sumatera Utara. (Realitasonline.id/Dokumen)
Ilustrasi gambar logo OJK Sumatera Utara. (Realitasonline.id/Dokumen)

Baca Juga: Penawaran Heboh! Mobil Bekas Toyota Fortuner 2,5 G Solar, Transmisi Manual Tahun 2008 dengan Harga Terjangkau Rp189.500.000! Kini Siap Anda Miliki!

Sementara itu, kredit Modal Kerja bertumbuh cukup baik sebesar 7,09 persen yoy sehinga kontraksi kredit secara total tidak terlalu dalam.

Meskipun demikian, kredit produktif menunjukkan pemulihan yang signifikan, terutama dalam sektor pengolahan minyak goreng dari sawit, yang tumbuh sebesar 17,09 persen yoy.

Peningkatan ini didorong oleh permintaan domestik yang kuat, perbaikan kondisi pandemi, serta penerapan program hilirisasi industri kelapa sawit nasional, termasuk program B35 dan B40 yang dijalankan pemerintah, yang semakin meningkatkan kinerja industri pengolahan.

Upaya untuk memperluas akses keuangan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus berlanjut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Per Februari 2024, penyaluran kredit kepada UMKM di Sumatera Utara mencapai Rp78,69 triliun dengan pertumbuhan sebesar 12,46 persen yoy.

Baca Juga: Tanda Anda Secara Mental Lebih Tangguh Dibandingkan Orang Lain Menurut Psikolog

Andil kredit UMKM terhadap total kredit juga telah melewati target yang dicanangkan oleh pemerintah sebesar 30 persen (Februari 2024: 30,71 persen, meningkat cukup substansial dibandingkan Februari 2023 yang tercatat 28,12 persen).

Pertumbuhan kredit UMKM yang cukup signifikan didorong oleh pertumbuhan kredit segmen usaha mikro yang memiliki share outstanding terhadap kredit UMKM total sebesar 50,51 persen, diikuti oleh segmen kecil 28,02 persen dan menengah 21,47 persen.

Pola penyaluran kredit mikro mulai mendominasi dibandingkan segmen kredit lainnya sejak akhir 2021, yang sebelumnya didominasi oleh kredit menengah. Pergeseran segmen kredit UMKM ini dipengaruhi oleh munculnya beragam jenis usaha perorangan dalam era new normal sehingga kredit yang disalurkan kepada kelompok mikro lebih besar dibandingkan kelompok lainnya.

Penyaluran kredit konsumtif yang semakin meningkat turut mendorong pemulihan pertumbuhan kredit provinsi secara keseluruhan.

Kredit konsumtif secara stabil mengalami pertumbuhan selama setahun terakhir dan pada Februari 2024 mencapai Rp78,17 triliun atau bertumbuh 10,91 persen yoy.

Pertumbuhan ini mencerminkan peningkatan kepercayaan konsumen dan akses yang lebih baik ke layanan keuangan.

Pertumbuhan konsumtif utamanya ditopang oleh kredit rumah tangga lainnya dan multiguna yang bertumbuh 11,01 persen yoy, kredit kepemilikan rumah tinggal (KPR) yang mencapai 9,39 persen yoy, dan kredit kepemilikan kendaraan bermotor (KKB) yang mencapai 16,92 persen yoy.

Salah satu faktor yang mendorong konsumsi adalah peningkatan konsumsi pada saat libur sekolah dan Nataru.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB
X