Bergolaknya Sejumlah Gunung di Jawa Seakan Memberikan Pesan Gaib Akan Datangnya Perubahan, Bagaimana Analisa mistisnya?

photo author
- Selasa, 11 Juni 2024 | 21:42 WIB
Ilustrasi Gunung Merapi Erupsi. (Realitasonline.id/Tangkapan layar YT Sudaryono al blitari)
Ilustrasi Gunung Merapi Erupsi. (Realitasonline.id/Tangkapan layar YT Sudaryono al blitari)

Realitasonline.id| Dalam sebuah kepustakaan leluhur Tanah Jawa terdapat sebuah risalah yang menyebutkan bahwa Ajisaka mengangkat salah satu puncak Mahameru di Himalaya.

Ia kemudian membawanya ke sebuah pulau bernama Nusa Jawi atau Jawa Dwipa. Bagian-bagian Mahameru itu kemudian berjatuhan di sepanjang perjalanan, hingga terbentuklah gugusan gunung-gunung di sepanjang Nusa Jawi.

Konon, gugusan pegunungan itulah yang kini bertebaran dan berderet di sepanjang Pulau Jawa dan Sumatera (Bukit Barisan) sebab dulunya kedua pulau ini masih menjadi satu.

Baca Juga: Wangsit Dibalik Misteri Meletusnya Gunung Gunung di Jawa

Konon pula, puncak Mahameru yang dibawa Ajisaka itu jatuh di tengah-tengah Pulau Jawa, dan kini menjelma sebagai Gunung Semeru, salah satu gunung yang masih dinyatakan cukup aktif dan sangat berbahaya.

Mahameru dan Semeru sepertinya memang dua nama yang saling berhubungan. Mungkin seperti kakak dan adik. Benarkah mereka mempunyai asal-usul yang sama?

Terlepas dari kebenaran legenda tersebut, yang pasti sejak tahun-tahun terakhir ini tampak jelas tengah terjadi suatu pergolakan gaib di bumi Jawa (Baca juga: Indonesia).

Bukti kesimpulan tersebut adalah dengan aktifnya kembali sejumlah gunung di Jawa dengan reaksinya yang cukup menggelisahkan. Diawali dari Gunung Merapi yang meletus terakhir kalinya mulai 1998 dan hingga kini masalah belum bisa dikatakan "tidur".

Setelah Merapi, menyusul gunung-gunung lain menampakkan kegelisahannya. Gunung Papandayan, Gunung Guntur, Gunung Semeru, Gunung Kelud dan Gunung Arjuno. Mereka semuanya seperti ingin marah. Mengapa ini dapat terjadi?

Untuk membaca wangsit (pesan gaib) dibalik fenomena alam tersebut, ada baiknya jika Anda kami ajak kembali menyimak riset kebatinan yang pernah dilakukan oleh HA Van Hien, Sarjana Teosofi Belanda yang berkonsentrasi dengan berbagai prediksi gaib terbentuknya Pulau Jawa.

Salah satu bahan yang diadopsi Van Hien bersumber dari Ramalan Kejawen Raja Kediri yaitu Prabu Jayabaya. Ramalan itu menyebutkan, seratus tahun setelah perang sabil pulau Jawa akan hancur karena letusan gunung berapi.

Lalu, sebagian Pulau Jawa akan tenggelam di laut dan kembali menjadi bentuk asli. Demikian kata Van Hien.

Sebuah ramalan yang bisa jadi membuat kita miris, dan kenyataan meletusnya sejumlah gunung itu seakan ikut menggenapi prediksi perjalanan tahun 2003 sebagaimana terbaca dalam konsepsi ramalan Jawa.

Tahun baru 1 Januari 2003 yang jatuh Rabu Pahing, 27 Sawal, Tahun DAL 1935, adalah berada di bawah naungan Mongso KAPITU, Wuku Kuru Welut Windi Adhi.

Baca Juga: Sekilas Tentang Gunung Suket di Jawa Timur Konon Dijaga Siluman, Misteri Bagi Pendaki Gunung!

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB
X