realitasonline.id - Pada perdagangan Selasa (23/7/2024) Wall Street melemah di tengah kinerja keuangan perusahaan yang beragam.
Di mana para investor menunggu pendapatan saham-saham big tech dari Alphabet dan Tesla untuk menilai apakah rekor reli pasar baru-baru ini memiliki momentum yang tersisa.
Diketahui, diperdagangan hari ini, Dow Jones Industrial Average melemah 0,17% ke 40.333. Indeks S&P 500 turun tipis 0,03% ke 5.562. Nasdaq Composite juga melemah 0,03% ke 18.002.
Sementara, dengan investor kembali ke saham-saham pertumbuhan megacap pada hari Senin, S&P 500 dan Nasdaq mencatat kenaikan harian terbesar mereka dalam lebih dari sebulan.
Sedangkan, kenaikan ini menghentikan penurunan tiga hari berturut-turut sebelumnya yang dipicu oleh investor keluar dari saham-saham teknologi megacap dan memilih sektor-sektor yang berkinerja buruk.
Perhatian kini tertuju pada kinerja perusahaan-perusahaan raksasa teknologi.
Saham-saham ini akan menjadi kunci untuk menentukan apakah rekor kenaikan pada tahun 2024 dapat dipertahankan.
Investor akan menilai apakah saham-saham AS dinilai terlalu tinggi atau memiliki lebih banyak ruang untuk naik.
Alphabet dan Tesla, dua dari perusahaan yang disebut Magnificent Seven, akan melaporkan hasil kuartalan setelah pasar tutup.
Dalam sesi pra-pasar yang sebagian besar beragam untuk grup tersebut, saham mereka masing-masing naik 1% dan 1,2%,
“Investor selalu menghargai pertumbuhan, dan jika perusahaan-perusahaan kecil yang selama enam bulan pertama diabaikan dapat menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan sejenis dalam persentase, maka mereka akan mendapatkan dukungan,” kata Kim Forrest, kepala investasi di Bokeh Capital Partners kepada Reuters.
Di tengah lonjakan pendapatan perusahaan, harga saham Spotify Technology melonjak 14,1% setelah hasil kuartal kedua secara umum sesuai dengan perkiraan.
Sementara harga saham General Motors naik 3,1% setelah membukukan hasil kuartal kedua yang lebih baik dan menaikkan perkiraan laba tahunannya.
Harga saham United Parcel Service merosot 10,3% setelah perkiraan pendapatannya meleset karena lemahnya permintaan pengiriman paket dan biaya kontrak tenaga kerja yang lebih tinggi. Harga saham Coca-Cola naik 0,6% setelah menaikkan perkiraan penjualan dan laba tahunannya.
Dari 74 perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan hasil kuartalan selama musim pendapatan ini, 81,1% mengalahkan ekspektasi, menurut data LSEG pada hari Senin.