Baca Juga: Ustaz Adi Hidayat Jelaskan Jika Shalat Benar, Hal Ini yang akan Terjadi...
Survei ini menunjukkan bahwa 96 persen orang Amerika khawatir dengan kondisi ekonomi saat ini, dan lebih dari seperempatnya menghabiskan uang sebagai cara untuk meredakan stres.
Salah satu contoh nyata dari dampak *doom spending* adalah Stefania Troncoso Fernández, seorang humas berusia 28 tahun yang tinggal di Kolombia. Ia mengaku pernah terjebak dalam kebiasaan menghabiskan uang sembarangan, terutama karena penghasilannya yang lebih rendah.
"Tingkat inflasi yang tinggi dan ketidakpastian politik membuat sangat sulit untuk menabung," ungkap Fernández.
Dia mengatakan bahwa kondisi ekonomi yang tidak stabil, termasuk kenaikan harga makanan, membuat keluarganya kesulitan mempertahankan pola hidup yang sama seperti tahun sebelumnya.
Baca Juga: Selidiki Kasus Dugaan Pencabulan Oknum Anggota DPRD Singkawang, Polisi Turunkan Tim Khusus
Fernández juga menyadari bahwa doom spending bukanlah masalah pribadinya semata. "Bukan hanya saya. Ini adalah sesuatu yang terjadi di lingkungan saya," katanya.
Hal ini menunjukkan bahwa tren pengeluaran yang tidak terkontrol telah menjadi masalah yang lebih luas di kalangan generasi Z dan milenial.
Selain Fernández, Daivik Goel, seorang pengusaha rintisan berusia 25 tahun yang tinggal di Silicon Valley, juga mengakui bahwa ia pernah terjebak dalam doom spending.
Saat bekerja sebagai manajer produk di perusahaan bioteknologi, ia sering membeli barang-barang yang tidak diperlukan sebagai bentuk pelarian dari rasa tidak puas dengan pekerjaannya.
"Itu semua berasal dari keinginan untuk melarikan diri dari kenyataan," jelas Goel.
Samantha Rosenberg, salah satu pendiri platform pengelola kekayaan Belong, menekankan bahwa kemudahan berbelanja secara daring memperburuk masalah doom spending.
Rosenberg mengungkapkan bahwa pembelian impulsif lebih mudah terjadi melalui platform daring dibandingkan saat seseorang melihat barang langsung di toko fisik.
"Keputusan tambahan seperti memilih toko, bepergian ke sana, dan mengevaluasi barang secara langsung dapat membantu memperlambat proses pembelian dan mendorong pemikiran yang lebih kritis sebelum membeli," ujarnya.