Realitasonline.id-Jakarta | Pemerintah Indonesia berencana mengalihkan sebagian anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang akan difokuskan untuk membantu masyarakat membayar angsuran rumah.
Langkah ini diambil karena subsidi BBM dianggap kurang tepat sasaran, dengan banyak penerima berasal dari kelompok masyarakat mampu. Subsidi ini mencakup BBM, elpiji, dan sektor lainnya, dengan total mencapai Rp296 triliun.
Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI), Joko Santoso, mengungkapkan bahwa sebagian dari dana subsidi BBM tersebut akan dialokasikan langsung untuk membantu masyarakat melalui pembayaran angsuran rumah.
Dalam pertemuan di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, pada Selasa (29/10), Joko menjelaskan bahwa pemerintah tidak akan menambah anggaran untuk program pembangunan rumah sebanyak dua juta unit.
Baca Juga: Menpan RB Pastikan Gaji ASN Tetap Aman Meski Ada Perpindahan
Sebaliknya, sebagian dari subsidi BBM dan elpiji akan dialihkan langsung untuk masyarakat sebagai bantuan pembayaran angsuran rumah.
“Kami tidak akan menambah anggaran. Subsidi bahan bakar seperti elpiji, bensin, dan gas akan ditinjau ulang, dan sebagian dananya akan ditransformasikan untuk membantu pembayaran angsuran rumah,” jelas Joko.
Menurut Joko, subsidi BBM saat ini banyak dinikmati oleh kelompok masyarakat yang seharusnya tidak menjadi prioritas penerima.
Sebagai contoh, pemilik kendaraan pribadi rata-rata mendapatkan subsidi antara Rp600 ribu hingga Rp800 ribu per kendaraan setiap tahunnya. Oleh karena itu, pemerintah menilai bahwa dana subsidi ini tidak efisien dan harus dialokasikan ulang.
Baca Juga: Kemenkes Keluarkan Edaran, Wajibkan Grup PPDS Didaftarkan Resmi Guna Cegah Bully
“Penerima subsidi BBM ini kebanyakan adalah kelompok mampu, seperti pemilik mobil. Oleh karena itu, kami akan mentransformasi subsidi tersebut menjadi BLT untuk membayar angsuran rumah,” ungkap Joko.
Subsidi tahunan untuk BBM, elpiji, dan solar diperkirakan mencapai Rp250 triliun. Besarnya dana tersebut menjadi alasan pemerintah melakukan peninjauan ulang agar lebih tepat sasaran dan memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Joko menekankan perlunya melakukan "subsidize facelift," istilah yang digunakan oleh REI untuk menyebut perbaikan alokasi subsidi agar lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Meski subsidi dialihkan untuk BLT angsuran rumah, pembangunan rumah itu sendiri akan tetap dilakukan oleh berbagai entitas bisnis seperti pengembang, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), koperasi, dan entitas bisnis lainnya.