3 Siswa Berprestasi Dipulangkan Paksa karena Tak Bisa Bayar SPP Rp42 Juta

photo author
- Kamis, 31 Oktober 2024 | 07:10 WIB
Usai Tak Bisa Bayar SPP Rp42 Juta, 3 Siswa Berprestasi Dipulangkan Paksa. (Kolase Tangkapan Layar Instagram/@awreceh.id)
Usai Tak Bisa Bayar SPP Rp42 Juta, 3 Siswa Berprestasi Dipulangkan Paksa. (Kolase Tangkapan Layar Instagram/@awreceh.id)

Realitasonline.id - Banten | Sebanyak tiga siswa SD di Pandeglang dipulangkan paksa oleh pihak sekolah, setelah diketahui tidak mampu membayar tunggakan SPP sebesar Rp42 juta. 

Faeza (11), Farraz (10), dan Fathan (7) adalah siswa-siswa berprestasi yang dikenal menunjukkan semangat belajar tinggi, namun harus menghadapi kenyataan pahit karena kondisi ekonomi keluarga mereka yang sangat sulit. 

Keputusan tersebut diambil saat jam pelajaran berlangsung, membuat ketiga siswa ini kembali ke rumah dengan wajah lesu dan hati yang hancur.

Ketiga siswa tersebut berasal dari Menes, Pandeglang, dan dipaksa meninggalkan sekolah tanpa melakukan kesalahan.

Baca Juga: Gus Irawan Pasaribu Terima Keluhan soal Jalan Rusak yang Tak Pernah Dibangun, 3 Anggota DPRD Tapsel singgung soal Silpa

Kejadian siswa dipulangkan ini jelas menyakitkan bagi mereka, mengingat pihak sekolah seharusnya menjadi contoh dalam menerapkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. 

Ironisnya, meskipun Faeza, Farraz, dan Fathan telah menerima banyak sertifikat penghargaan atas prestasi akademis mereka, pihak sekolah tetap memutuskan untuk memulangkan mereka.

Faeza, yang kini duduk di kelas 6 SD, mengungkapkan kebingungan dan ketakutannya setelah menerima keputusan tersebut.

“Kepala yayasan memarahi saya di depan teman-teman dan meminta saya untuk tidak belajar di sini karena tunggakan SPP yang sudah terlalu banyak,” ujarnya sambil menundukkan kepala saat ditemui pada Sabtu (26/10). 

Baca Juga: Ratusan Ha Wilayah Tapsel Mengandung Emas Bergeser ke Tapteng, Mantan Bupati Syahrul Minta Paslon Nomor 1 Kembalikan Kedaulatan Tapsel

Ibunda Faeza, Defi Fitriani, tidak bisa menahan air mata ketika menceritakan nasib anak-anaknya. Dia mengungkapkan bahwa ketiga anaknya adalah siswa yang berprestasi, namun pendidikan mereka terancam terhenti hanya karena ketidakmampuan finansial keluarga.

“Mereka adalah anak-anak berprestasi, terbukti dari banyaknya sertifikat penghargaan yang telah mereka terima. Namun kini, pendidikan mereka terancam terhenti hanya karena kami tidak mampu membayar uang sekolah,” ujar Defi dengan suara bergetar.

Selain masalah bayar SPP, Defi juga mengungkapkan bahwa keluarganya tengah menghadapi kesulitan lain, termasuk menunggak kontrakan selama tiga bulan. 

Ayah Faeza, Muhammad Fahat, seorang buruh harian, menyampaikan keprihatinan mendalam mengenai kondisi pendidikan di Kabupaten Pandeglang. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Zufarnesia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB

Terpopuler

X