Realitasonline.id | Sasa adalah seorang mahasiswa Universitas Muslim Nusantara (UMN) Alwashliyah di Sumatera Utara.
Dia tumbuh di lingkungan desa di Kabupaten Deli Serdang. Desa tempat dia tinggal sangat jauh dari daaerah perkotaan dengan akses tranpostrasi yang sulit.
Tinggal di Kota Medan selama menempuh pendidikan di bangku kuliah dan berkenalan dengan staf teller CIMB Niaga di Jalan Pemuda Kota Medan membuatnya tersadar bahwa digital banking sangat berperan penting untuk memudahkan proses transaksi pembayaran uang kuliahnya.
Tak hanya itu perbankan juga telah mengubah cara pandang dan pola hidup diri maupun orang tuanya untum memanfaatkan jasa bank sebagai tenmpat penyimpanan uang maupun transaksi dagang.
Orang tua Sasa adalah petani coklat yang memliki kebun seluas 10 hektare. Selama ini transaksi selalu mengandalkan uang cash dengan minimnya jaminan rasa aman.
Gerakan Gemar Menabung
Menumbuhkan jiwa gemar menabung pada anak-anak di desanya bagi Sasa merupakan langkah penting yang berdampak positip.
Angka putus sekolah dan siswa drop out SD di desanya sangat tinggi. Dengan menumbuhkan semangat menabung, Sasa berkeyakinan dapat menyelamatkan masa depan anak-anak di desanya, karena dengan menabung dapat bermanfaat jangka panjang.
Salah satunya mempersiapkan biaya pendidikan dan masa depan anak-anak tersebut.
Menurut Sasa yang kini duduk di semester akhir, kebiasaan gemar menabung secara perlahan bisa membentuk pribadi anak-anak di desanya menjadi pribadi yang lebih disiplin, dan pintar dalam mengelola keuangan.
Ini bisa menjadi bekal penting yang dapat membawa anak-anak di desanya menuju masa depan yang lebih cerah.
Berbekal latar belakang ini Sasa pun membuat pelatihan gemar menabung untuk meningkatkan budaya menabung pada anak-anak di desanya Desa Telun Kenas Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hilir Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara.
Pelatihan itu telah dilakoninya beberapa waktu lalu saat dia menjalani tugas KKN dari kampusnya.
Dia mengumpulkan 15 anak dari berbagai kalangan usia. Kegiatan itu dinamainya lumbung, yang artinya tempat menyimpan. Karena anak-anak di desanya sangat akrab dengan padi, sehingga lumbung lebih mudah diterima mereka.