“ Saya bisa menguliahkan anak juga dari hasil ini. Memang tidak sepenuhnya, tapi sudah sangat membantu, ” katanya.
Bagi masyarakat Desa Bandung, kata Ani, Reforma Agraria bukan semata soal kepemilikan tanah, melainkan tentang bagaimana mengelola tanah dan sumber daya yang hidup di atasnya untuk kesejahteraan bersama.
“ Kami sekarang sudah berkolaborasi dengan universitas, pihak swasta, dan pemerintah daerah supaya desa wisata kami terus berkembang, ” pungkas Ani.
Dengan semangat gotong royong, kreativitas dan dukungan berbagai pihak, Kampung Reforma Agraria Bukit Sinyonya kini menjelma menjadi simbol keberhasilan Reforma Agraria yang berpihak pada rakyat, menguatkan ekonomi, merawat budaya dan menciptakan masa depan yang lebih sejahtera bagi masyarakat Pandeglang. (RI)