Pertamina NRE bekerja sama dengan PLN untuk memasang green charging station berbasis tenaga surya.
Startup lokal seperti Voltron dan Oyika turut menghadirkan solusi battery swap untuk motor listrik.
Peran sektor swasta sangat penting karena membantu mempercepat penyebaran infrastruktur tanpa sepenuhnya bergantung pada anggaran pemerintah.
6. Inovasi Teknologi dalam Pengisian EV
Teknologi pengisian kendaraan listrik terus berkembang. Saat ini, beberapa inovasi sudah mulai diuji di Indonesia:
Ultra Fast Charging (150–350 kW): mampu mengisi daya hingga 80% hanya dalam waktu 20–30 menit.
Smart Charging System: sistem pintar yang mengatur pengisian sesuai beban listrik agar tidak terjadi pemadaman.
Wireless Charging: pengisian tanpa kabel yang mulai diuji coba di mobil premium dan kendaraan niaga masa depan.
Energi Terbarukan untuk SPKLU: penggunaan panel surya atau turbin angin untuk mengurangi emisi karbon selama pengisian.bDengan dukungan teknologi ini, pengalaman pengguna mobil listrik akan semakin efisien dan ramah lingkungan.
7. Masa Depan Infrastruktur EV di Indonesia
Melihat tren pertumbuhan kendaraan listrik yang terus naik setiap tahun, masa depan infrastruktur EV di Indonesia cukup menjanjikan. Jika pembangunan SPKLU terus dipercepat dan didukung oleh kebijakan yang konsisten, maka dalam 5–10 tahun ke depan, mobil listrik akan menjadi pilihan utama masyarakat urban.
Selain itu, dengan hadirnya proyek IBS (Indonesia Battery Society) dan pabrik baterai nasional, Indonesia berpeluang menjadi pusat industri kendaraan listrik di Asia Tenggara.
Infrastruktur pengisian kendaraan listrik merupakan kunci utama keberhasilan transisi menuju mobilitas berkelanjutan di Indonesia. Saat ini, pembangunan SPKLU dan SPBKLU memang sudah berjalan, namun perlu percepatan dan pemerataan agar pengguna EV merasa nyaman di seluruh wilayah. Kolaborasi antara pemerintah, PLN, swasta, dan produsen otomotif menjadi faktor penting untuk membangun ekosistem kendaraan listrik yang solid.(KN)