otomotif

Perawatan Mobil Listrik vs Mobil Bensin: Mana yang Lebih Hemat di Jangka Panjang?

Senin, 22 September 2025 | 20:08 WIB
Mobil Listrik (Realitasonline/canva)

Realitasonline.id - Mobil listrik semakin populer di Indonesia, terutama karena dianggap lebih ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan energi.

Namun, banyak calon konsumen masih bertanya-tanya: apakah perawatan mobil listrik benar-benar lebih hemat dibandingkan mobil bensin dalam jangka panjang?

Untuk menjawabnya, mari kita bandingkan dari sisi biaya perawatan, ketersediaan sparepart, hingga potensi kerusakan yang sering terjadi pada kedua jenis kendaraan.

1. Biaya Perawatan Rutin
Mobil bensin membutuhkan perawatan rutin seperti ganti oli mesin, filter oli, busi, hingga cairan transmisi. Proses ini biasanya dilakukan setiap 5.000–10.000 km, sehingga dalam setahun pemilik bisa mengeluarkan biaya perawatan berkala yang cukup signifikan.

Baca Juga: Tips Merawat Sistem Pendingin Baterai Mobil Listrik agar Tidak Cepat Panas

Sementara itu, mobil listrik tidak memiliki mesin pembakaran internal sehingga tidak memerlukan oli mesin atau busi. Perawatan rutin lebih sederhana, biasanya hanya pengecekan baterai, pendingin baterai, rem, dan software update. Hal ini membuat biaya perawatan mobil listrik jauh lebih rendah dibandingkan mobil bensin.

2. Umur dan Harga Sparepart
Komponen mobil bensin seperti kampas kopling, radiator, dan sistem knalpot sering mengalami aus dan perlu diganti. Biaya sparepart bisa bervariasi tergantung merek mobil, namun umumnya masih relatif terjangkau dan mudah ditemukan di pasaran.

Sebaliknya, mobil listrik memiliki lebih sedikit komponen bergerak sehingga potensi aus lebih kecil. Namun, jika terjadi kerusakan pada komponen vital seperti baterai, biayanya bisa sangat mahal, mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Untungnya, teknologi baterai modern dirancang memiliki umur pakai panjang, rata-rata 8–10 tahun sebelum perlu diganti.

3. Sistem Rem dan Regeneratif
Mobil bensin mengandalkan sistem pengereman konvensional yang kampas remnya cepat aus, terutama jika sering digunakan di kondisi lalu lintas padat.

Baca Juga: Cara Kerja dan Bagaimana Perbedaan Rem Regeneratif Mobil Listrik dan Rem Mobil Biasa

Mobil listrik menggunakan sistem pengereman regeneratif, yaitu energi dari pengereman dikembalikan ke baterai. Hal ini membuat kampas rem lebih awet dan jarang diganti. Dengan begitu, mobil listrik menawarkan penghematan tambahan di sisi perawatan rem.

4. Potensi Kerusakan Umum
Pada mobil bensin, kerusakan umum biasanya meliputi kebocoran radiator, kerusakan pompa bahan bakar, hingga masalah pada sistem injeksi. Biaya perbaikan relatif bervariasi, tetapi ketersediaan bengkel dan mekanik membuat perbaikan lebih cepat dilakukan.

Mobil listrik, meski jarang rusak pada komponen mekanis, tetap berisiko menghadapi masalah pada sistem kelistrikan, inverter, atau pendingin baterai. Karena masih tergolong baru, bengkel spesialis mobil listrik belum sebanyak bengkel konvensional, sehingga waktu perbaikan bisa lebih lama dan biaya lebih tinggi.

5. Efisiensi Jangka Panjang
Dari sisi konsumsi energi, mobil listrik lebih hemat karena biaya listrik per kilometer jauh lebih murah dibandingkan bensin. Ditambah dengan minimnya perawatan rutin, mobil listrik memberikan keuntungan besar di jangka panjang. Namun, risiko terbesar tetap ada pada baterai. Jika baterai rusak dan tidak dalam masa garansi, biaya penggantian bisa mengurangi keuntungan efisiensi yang didapat sebelumnya.

Halaman:

Tags

Terkini