Realitasonline.id - Mobil listrik kini semakin populer di Indonesia, terutama dengan masuknya merek baru asal Vietnam, VinFast.
Salah satu pertanyaan yang sering muncul dari calon konsumen adalah soal biaya perawatan mobil listrik, apakah benar-benar lebih hemat dibandingkan mobil bermesin bensin konvensional?
Artikel ini akan membahas secara rinci mengenai ongkos servis berkala, perawatan baterai, hingga perlindungan garansi resmi yang ditawarkan VinFast.
Baca Juga: Fitur Canggih VinFast VF 9: SUV Listrik Premium dengan Kabin 7-Seater
Servis Berkala: Lebih Ringkas Dibanding Mobil Bensin
Mobil berbahan bakar bensin memiliki banyak komponen bergerak yang perlu perawatan rutin, mulai dari penggantian oli mesin, busi, filter udara, hingga sistem knalpot. Biaya perawatan ini biasanya muncul setiap 5.000–10.000 km dengan nominal yang bisa mencapai jutaan rupiah per tahun, tergantung jenis kendaraan.
Berbeda dengan itu, mobil listrik VinFast seperti VF e34, VF 6, atau VF 8 tidak membutuhkan oli mesin dan komponen terkait pembakaran internal. Servis berkala lebih difokuskan pada pemeriksaan sistem kelistrikan, suspensi, pendingin baterai, serta pergantian kampas rem yang umumnya lebih awet berkat teknologi regenerative braking.
Rata-rata, biaya servis tahunan mobil listrik bisa 30–40% lebih murah dibandingkan mobil bensin. VinFast bahkan menyebutkan bahwa biaya operasional dan perawatan model EV mereka dapat ditekan hingga separuh dari mobil konvensional, sehingga menjadi nilai tambah bagi konsumen.
Perawatan Baterai: Komponen Paling Vital
Baterai adalah jantung mobil listrik. Banyak calon pembeli yang khawatir dengan biaya penggantian baterai yang terkenal mahal, bahkan bisa mencapai sepertiga harga mobil. Namun, VinFast menawarkan solusi berbeda lewat skema Battery Subscription (sewa baterai) di beberapa negara, yang memungkinkan konsumen tidak perlu menanggung biaya besar saat baterai menurun performanya.
Di Indonesia, skema ini kemungkinan juga akan diterapkan, atau minimal tersedia sebagai opsi. Jika menggunakan sistem sewa, konsumen hanya membayar biaya bulanan tertentu, sementara penggantian baterai ketika rusak atau kapasitas turun signifikan akan ditanggung VinFast.
Bagi konsumen yang memilih beli putus (memiliki baterai), VinFast memberikan garansi baterai hingga 8–10 tahun atau 160.000 km (tergantung model). Artinya, jika kapasitas baterai turun di bawah 70% dalam periode garansi, VinFast akan menggantinya tanpa biaya tambahan. Perlindungan ini jelas memberikan rasa aman, mengingat biaya baterai bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Baca Juga: VinFast VF 8 vs Hyundai Ioniq 5: SUV Listrik Mana yang Lebih Worth It di 2025?
Garansi Resmi dan Layanan Purna Jual
Selain garansi baterai, VinFast juga memberikan garansi kendaraan penuh selama 10 tahun untuk beberapa model, yang merupakan salah satu garansi terpanjang di kelasnya. Garansi ini mencakup kerusakan komponen utama seperti motor listrik, inverter, dan sistem kelistrikan.