MADINA – realitasonline.id | Adanya program pengadaan Meubeler di SMP dan SD melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara tahun anggaran (TA) 2022 diduga ada permainan bagaikan trik sulap.
Pasalnya, pengadaan meubeler berupa puluhan unit meja, kursi, lemari dan papan tulis bagi para siswa dan guru dengan rincian 23 set untuk 22 sekolah SMP dan 49 set untuk 48 sekolah SD itu mengindikasikan dugaan adanya 'permainan persekongkolan jahat'.
"Adapun, untuk nilai SP pada pengadaan meubeler ke SMP sesuai dengan nomor kontrak 912/115/SP/PPK-DISDIK/2022, yakni senilai Rp, 1,119,801, 000,- (Satu Milyar Seratus Sembilan Belas Juta Delapan Ratus Satu Ribu Rupiah)." Ungkap Syamsuddin Nasution, Ketua DPK Ormas Front Komunitas Indonesia Satu (FKI 1) Madina kepada wartawan, Rabu (14/2/2023).
Sedangkan, untuk nilai SP pada pengadaan meubeler ke SD sesuai dengan nomor kontrak 912/114/SP/PPK-DISDIK/2022, senilai Rp, 2, 375,471,000,- (Dua Milyar Tiga Ratus Tujuh Puluh Lima Juta Empat Ratus Tujuh Puluh Satu Ribu Rupiah).
"Dan yang paling vital dalam pengadaan tersebut terdapat alamat IP Computer atau perangkat yang sama dalam pemesanan barang meubeler itu dan diduga dikerjakan oleh satu orang dan diduga ada persekongkolan jahat antara Dispendikbud Madina dan CV Maju Jaya yang beralamat di Kota Medan itu," sebutnya
Sebelumnya diberitakan, Kejaksaan Negeri Kabupaten Mandailing Natal (Madina) diminta mengusut tintas polemik pengadaan meubeler sekolah di Dinas Pendidikan Madina senilai Rp 3,4 miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) pada tahun anggaran 2022.
"Pemesanan barang itu bagaikan trik sulap sekejap mata langsung jadi, kami akan melaporkan perihal ini ke KPK RI, karena ada dugaan pengadaan meubeler Dispendikbud Madina ada kejahatan terselubung," tegasnya.
