Silaturrahmi Yang Terlupakan

photo author
- Selasa, 25 April 2023 | 14:14 WIB
ilustrasi silaturahmi lebaran (Realitasonline.id/ Pexels)
ilustrasi silaturahmi lebaran (Realitasonline.id/ Pexels)

Realitasonline.id | Silaturahmi terdiri dari dua kata “silah” yanga artinya menghubungkan dan “rahmi” yang artinya kasih sayang. Sedikit berbeda dengan kata silaturrahim yang maknanya menjalin hubungan dengan keluarga atas dasar ikatan darah. Sedangkan silaturrahmi menghubungkan kasih sayang kepada siapa saja.

Dari sisi syariat, menjalin silaturahmi hukumnya wajib. Dalam sebuah hadis Sahih Bukhari Muslim Rasulullah Saw ditanya “Wahai Rasulullah beritahu kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari api neraka”…setelah itu nabi Saw bersabda: “Engkau beribadah kepada Allah dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatupun, menegakkan salat, membayar zakat dan engkau menjalin silaturrahmi. Jika dia melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi pastilah dia masuk surga”. Pada hadisdi atas Rasulullah menyejajarkan kedudukan ibadah wajib dan silaturrahmi.

Baca Juga: Wakil Bupati Lampung Utara Ardian Saputra Hadiri Festival Budaya Cangget Lebaghan

Hampir sama dengan komunikasi, bahwa silaturrahmi tidak saja ditujukan kepada manusia tetapi juga kepada seluruh ciptaan Allah. Bahkan dalam perspektif tasawuf “ma’rifatullah” yakni Allah mengenal hambanya demikian sebaliknya karena terjadi komunikasi yang intens seorang hamba kepada dengan Tuhannya.

Sangat banyak dimensi silaturrahmi mulai dari sosial, ekonomi bisnis bahkan politik. Wajar-wajar saja orang yang rajin bersilaturrahmi secara politik dan ekonomi sering meraih kedudukan politik. Momen lebaran idul Fitri sering dijadikan sarana silaturahmi politik dan ekonomi.

Silaturrahmi yang terlupakan
Pada momen lebaran Idul Fitri banyak orang melakukan silaturrahmi kepada keluarga, sahabat dan rekan yang selama ini akrab dan baik. Tentu itu hal yang lumrah dan semua orang mampu melakukannya akan tetapi “menjalin silaturrahmi yang sedang terputus” kepada kerabat dan yang lainnya sangat berat. Setiap orang pada umumnya menganggap ia benar dan masing-masing memiliki ego, harga diri sehingga tidak ada yang mau mengalah. Akibatnya silaturrahmi tetap terputus padahal inilah sasaran silaturrahmi yang diutamakan.

Baca Juga: Beragam Tradisi Perayaan Idul Fitri dari Berbagai Negara, Apa Saja?

Budaya masyarakat pada umumnya hanya membangun silaturrahmi kepada sanak saudara handai tolan yang hubungan keduanya sedang baik-baik saja sedangkan bersilaturrahmi kepada orang yang sedang berkonflik dengannya jarang dilakukan.

Rasulullah bersabda: “(Hakikat) orang yang menyambung silaturahmi itu bukan orang yang membalas kebaikan (dengan kebaikan). Akan tetapi ia yang apabila silaturahminya terputus, bergegas menyambungnya." (HR. Bukhari).

Hikmah silaturahmi

Pertama, indikator keimanan kepada Allah dan Rasul

Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Kedua, memperpanjang umur dan meluaskan rezeki

Dari Anas bin Malik RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa ingin dilapangkan baginya rezekinya dan dipanjangkan untuknya umurnya hendaknya ia melakukan silaturahim.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PTPN1 Regional 1 Sembelih 13 Lembu, 4 Kambing

Minggu, 8 Juni 2025 | 06:46 WIB
X