Realitasonline.id - Kota Bogor | DPRD Kota Bogor bersama Pemerintah Kota Bogor menyalurkan bantuan pendidikan melalui program tebus ijazah. Kegiatan berlangsung di Aula SMK YASBAM, Kecamatan Bogor Selatan, Rabu (17/9/2024).
Acara tersebut dihadiri Wakil Ketua III DPRD Kota Bogor, Dadang Iskandar Danubrata, Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor, Rezky Kartika, serta anggota Komisi IV DPRD Kota Bogor, Tri Riyanto Andika Putra dan Karina Soerbakti.
Baca Juga: Eksepsi Terdakwa Kasus Dugaan Pemerasan Kepala Sekolah Ditolak PN Lubuk Pakam
Dadang menjelaskan, program tebus ijazah merupakan inisiatif DPRD sejak 2022 dan setiap tahun menyasar sekitar 2.000 siswa. Anggaran yang disiapkan berkisar Rp5 miliar hingga Rp7 miliar.
“Program ini lahir dari aspirasi masyarakat yang disampaikan saat reses, terkait ijazah siswa yang tertahan di sekolah. Melalui kebijakan anggaran, kami bersepakat menghadirkan solusi yang alhamdulillah masih berjalan hingga kini,” kata Dadang.
Ia menambahkan, Kota Bogor kini menjadi contoh bagi daerah lain di Jawa Barat dalam pelaksanaan program tersebut. Karena itu, ia berharap Pemkot Bogor terus melanjutkan program yang terbukti bermanfaat bagi masyarakat.
Baca Juga: Pemkab Deli Serdang Lakukan Pemeliharaan Jembatan Rantau Panjang, Tahun Depan Direhab Total
“Banyak warga kesulitan mencari pekerjaan karena ijazah tertahan. Hal ini berpotensi meningkatkan angka pengangguran terbuka di Kota Bogor,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor, Rezky Kartika, mengapresiasi SMK YASBAM yang bersedia bekerja sama dengan Pemkot Bogor dalam pendataan serta membantu siswa tidak mampu.
Dalam kegiatan ini, sebanyak 70 ijazah diserahkan langsung kepada siswa. Rezky berharap, ijazah yang sudah diterima menjadi motivasi bagi penerima manfaat.
Baca Juga: LKS Versi Fotokopi di SMPN 3 Tanjung Morawa Dikeluhkan Orang Tua Murid
“Semoga ijazah ini membawa manfaat dan semangat baru bagi anak-anak kita,” ungkapnya.
Rezky juga menyoroti masih adanya sejumlah sekolah yang enggan bekerja sama karena jumlah bantuan dari Pemkot Bogor tidak sebanding dengan tanggungan siswa.
“Kami mengapresiasi SMK YASBAM yang mau berkontribusi. Semoga menjadi contoh bagi sekolah lain,” pungkasnya.