Realitasonline.id - PEMATANGSIANTAR | Kinerja Kepala Sekolah SMP Swasta Kalam Kudus Lindamenuai kritik keras dari salah satu orangtua siswa Dora Inneke br Sitepu (49 tahun) yang menilai kepala sekolah tidak tegas dalam menangani kasus perundungan (bulliying) yang dialami anaknya JMP (13 tahun), siswa kelas 7B.
Dalam keterangannya sebelum menjalani pemeriksaan di Sat Reskrim Polres Pematangsiantar pada Jumat (16/5/2025) pagi, Dora mengungkapkan anaknya telah menjadi korban bullying berkali-kali oleh teman sekelas berinisial RS (13 tahun).
Namun pihak sekolah, khususnya Kepala Sekolah Linda tidak menunjukkan tindakan tegas.
Baca Juga: Pungli di Mandala By Pass, Preman Warga Galang dan Tanjung Anom Berseragam Ormas Ditangkap
Menurut Dora, peristiwa terbaru terjadi pada 14 April 2025 sekitar pukul 10.00 WIB di ruang kelas 7B.
Saat jam istirahat, RS bersama empat teman lainnya mengejek nama orangtua JMP dengan menyebut "Dorr...Dorr...Doraemon", lalu memukul pantat korban sebelum melarikan diri ke luar kelas.
Saat dikejar RS diduga menjegal kaki JMP hingga korban terjatuh ke lantai, menyebabkan luka pada bibir, memar di pipi kanan, tiga gigi goyang dan retak, serta perubahan posisi gusi atas.
“Akibat kejadian itu, anak saya harus makan bubur selama tiga bulan karena luka di giginya. Ini jelas cacat permanen,” ujar Dora sambil menahan tangis.
Baca Juga: Demi Kepastian Hukum, Sekjen ATR BPN Dorong Percepatan Revisi PP Tanah Telantar
Ia juga mengungkapkan bahwa kasus serupa pernah terjadi sebelumnya. Pada Oktober 2024, anaknya sempat ditendang di bagian alat kelamin oleh Wakil Ketua Kelas, S. Tobing, hingga pingsan dan dirawat selama dua jam di UKS sekolah, namun lagi-lagi tidak ada sanksi tegas dari pihak sekolah.
“Bulan Desember 2024 juga anak saya dibully lagi oleh RS dan beberapa temannya, tapi Kepala Sekolah hanya memanggil siswa ke ruangannya, tanpa melibatkan orangtua,” tambahnya.
Dora merasa sangat kecewa saat bertemu langsung dengan Kepala Sekolah Linda setelah kejadian terbaru.
Lapor ke Polres Pematangsiantar
Ia menyebut bahwa kepala sekolah malah menganggap ejekan terhadap nama orangtua sebagai hal biasa dan mengaku takut mengambil tindakan karena khawatir berurusan dengan yayasan sekolah.
Baca Juga: Sebelumnya Ilyas Sitorus, Kini Rahmadani Lubis Mundur dari Jabatan Kepala BKAD Sumut