Taput - Realitasonline.id | Hamonangan Siregar (47) yang menjadi korban dugaan penganiayaan ataupun pengeroyokan yang dilakukan Mus Pasaribu (46) dan Mid Pasaribu (42) mendesak Polisi menuntaskan kasusnya.
Pasalnya, warga Onan Hasang Pahae Julu Tapanuli Utara tersebut sangat gundah, dengan adanya kabar yang beredar membalikfaktakan dari kasus sebenarnya, bahwa Dirinya disebut-sebut sengaja menghalang-halangi wartawan meliput.
"Paling miris, dituduh menjatuhkan HP milik Mus Pasaribu saat melakukan peliputan. Saya minta Polisi segera menuntaskan kasus pemukulan yang Saya alami, agar terang benderang dan terbukti siapa yang salah, siapa yang benar," ujarnya Senin (28/8/2023) kepada awak media.
Baca Juga: Kades Simempar Diperiksa Tipikor Terkait Dugaan Penyelewengan Honor BPD
Hamonangan yang kesehariannya sebagai Wiraswasta menegaskan, peristiwa itu murni pemukulan dan pengeroyokan serta tidak ada kaitannya dengan menghalangi tugas wartawan.
"Jangan dibangun opini, Saya yang salah. Saya ini korban dan hingga kini hidung saya patah didalam, serta belum berani dipasang Pen atas saran dokter, karena ada penyakit dileher Saya. Makanya Saya minta agar dituntaskan sehingga terang kasusnya," pintanya.
Hamonangan menuturkan peristiwa yang dialaminya, Minggu (20/8/2023) sekitar pukul 21.00 Wib, bermula saat itu bersama temannya duduk di kedai milik Marga Sormin di Onan Hasang Pahae Julu.
Ketika duduk, dekat dengan lokasi kejadian dekat Portal pintu masuk pintu SOL, ada suara ribut-ribut, kami kemudian mendekati. Ternyata ada Mus Pasaribu dan Mid Pasaribu yang sebelumnya terlihat datang kencang mengendarai Mobil kearah portal SOL.
Dengan nada keras terdengar, suara Mus melarang Dump Truk masuk kearah dengan menyebut ' kenapa Truk keluar masuk dari sini'.
Pengemudi Truk turun dengan mengatakan ' Saya hanya cari makan Ketua, lagian Truk ini kosong', sebut Hamonangan meniru suara Sang Sopir.
Baca Juga: Ford Silver BK 1789 AW Ditahan Polsek Medan Kota Diduga Tabrak Lari
Ternyata, Mus tidak terima dan dengan nada keras menyuruh adik saya bernama Adat Siregar yang kebetulan disana memalang pintu masuk dengan sepeda motor.
" Saya bilang, jangan Dek, nanti ada masalah, dan Adik Saya setuju. Nah , itu membuat Dia mungkin emosi serta Saya beranjak kesamping dekat Halte agar tidak ada keributan. Kemudian Dia mulai memoto serta saya minta jangan foto-foto saya Tulang," ungkapnya.