- Depresi dan Kecemasan: Anak yang dibesarkan dalam keluarga broken home lebih berisiko mengalami depresi dan kecemasan di masa dewasa.
- Kesulitan Menjalin Hubungan: Anak yang dibesarkan dalam keluarga broken home mungkin mengalami kesulitan menjalin hubungan yang sehat di masa dewasa.
- Masalah Kesehatan Mental Lainnya: Anak yang dibesarkan dalam keluarga broken home lebih berisiko mengalami masalah kesehatan mental lainnya seperti PTSD dan ADHD.
Baca Juga: Yuk Simak Bun! Ini Dia 4 Cara Aman dan Ampuh Mengatasi Masalah Asam Urat pada Ibu Menyusui
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua anak yang dibesarkan dalam keluarga broken home akan mengalami semua dampak negatif ini.
Ada banyak faktor yang dapat membantu anak-anak mengatasi situasi ini, seperti dukungan dari orang tua, keluarga, dan teman-teman, serta akses ke layanan kesehatan mental.
Berikut beberapa tips untuk membantu anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga broken home:
- Bicaralah dengan anak Anda tentang apa yang mereka rasakan. Biarkan mereka tahu bahwa perasaan mereka valid dan Anda ada untuk mereka.
- Jaga agar anak Anda tetap terhubung dengan kedua orang tuanya. Kecuali ada alasan yang kuat untuk tidak melakukannya, penting bagi anak untuk tetap memiliki hubungan dengan kedua orang tuanya.
- Berikan anak Anda dukungan dan kasih sayang. Pastikan anak Anda tahu bahwa Anda mencintai mereka dan Anda akan selalu ada untuk mereka.
- Cari bantuan profesional jika diperlukan. Jika anak Anda mengalami kesulitan mengatasi situasi ini, carilah bantuan profesional dari psikolog atau terapis.
Dampak broken home pada anak dapat diatasi dengan dukungan dan kasih sayang dari orang-orang di sekitar mereka.
Dengan bantuan yang tepat, anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga broken home dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat dan bahagia. (TPA)***
