Wildan mengungkapkan bahwa saat bekerja di kantor tersebut memang benar banyak kejadian kejadian horor, dan dia menyarankan mereka untuk bertanya kepada Pak Samiaji, seseorang yang pernah lebih lama menjadi pegawai di kantor tersebut.
Saat ditemui, Pak Samiaji kemudian menceritakan pengalamannya di kantor tersebut, yang pada tahun 90-an, ruko tempat kantor mereka berada adalah salah satu yang paling parah terkena dampak kerusuhan tahun 98.
Beliau bahkan diminta untuk mengecek keadaan ruko setelah kerusuhan, dan dia menemukan fakta mengerikan bahwa ruko tersebut digunakan untuk menumpuk mayat yang terbakar.
Mendengar cerita Pak Samiaji membuat Soni, Budi, dan Jack semakin merasa ngeri. Mereka semakin parno dan mulai menyesal, bagaimana mungkin mereka bisa magang di tempat yang menyimpan sejarah kelam seperti itu.
Meskipun demikian, mereka berhasil menyelesaikan magang mereka dengan baik, menunjukkan kekuatan dan tanggung jawab mereka.
Namun, ketika mereka mendengar bahwa kantor itu akan pindah ke tempat yang lebih layak, mereka merasa lega bahwa mereka tidak perlu lagi ada orang yang berurusan mahluk-mahluk di kantor tersebut.