Mandailing Natal - Realitasonline.id|Sejarah lahirnya Nahdlatul Ulama pertama kali di Provinsi Sumatera Utara berasal dari Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Hal ini dicetuskan oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al Mandaily yang juga pendiri Ponpes Musthafawiyah.
Jadi Madina merupakan titik nol sejarah lahirnya Nahdlatul Ulama di Sumatera Utara. “Kami berterima kasih kepada Gus Yahya mengingat sejarah NU datang ke Sumatera Utara adalah dari orang tua kita Almarhum KH Mustafa Husein," kata Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah, kemarin.
Hal itu juga dibenarkan Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya bahwa Kabupaten Madina menjadi titik nol berdirinya Nahdlatul Ulama di Sumatera Utara.
Baca Juga: Meta Akan Luncurkan Aplikasi Baru Pesaing Twitter, Dikabarkan Mirip Dengan Instagram
“Di Madina inilah titik nol Nahdlatul Ulama (NU) di Sumatera Utara, itu sebabnya saya sengaja secara khusus minta kepada Ketua Marahalim untuk menyelenggarakan upacara pelantikan pengurus di Pesantren Musthafawiyah ini, karena dahulu pada tahun 1945 pemimpin pondok pesantren ini menjadi salah satu pelopor hadirnya NU di Sumut,” katanya.
Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah menjadi Ketua Panitia Tasyakuran 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU). Dia menyampaikan pelaksanaan acara Tasyakuran 1 Abad NU di Pondok Pesantren Musthafawiyah (Pesantren Purba Baru) telah sesuai dengan permintaan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf.
Tasyakuran 1 Abad NU sekaligus Silaturahmi Akbar Warga dan Kader NU se-Sumut digelar di Pelataran Ponpes Musthafawiyah di Desa Purba Baru Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Kamis (18/5/2023) lalu.
Baca Juga: Kegiatan SGC Jakarta Bersama SLB di Humbahas, Ini Dilakuka Artis Batak RNB Diapresiasi
Rangkaian acara itu sesuai atas arahan Ketua Pengurus Nahdlatul Ulama, Gus Yahya. Saat Ketua PWNU Sumut Marahalim menyampaikan rencana acara ini, Gus Yahya merespons positif dan meminta agar pelaksanaannya dibuat di Pesantren Musthafawiyah.
Musa Rajekshah mengatakan pihaknya menerima saran dengan antusias mengingat sejarah lahirnya NU pertama kali di Sumut berasal dari Madina, dicetuskan oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily yang juga pendiri Ponpes Musthafawiyah. Jadi Madina merupakan titik nol lahirnya NU di Sumut.
“Kami berterima kasih kepada Gus Yahya mengingat sejarah NU datang ke Sumut adalah dari orang tua kita Almarhum KH Mustafa Husein. Semoga acara ini dapat memperkuat silaturahmi kita sesama warga dan kader NU di Sumatera Utara,” ujar Ijeck.
Baca Juga: Oknum Korwilcam Pendidikan di Deliserdang Paksa Sekolah Beli Buku
Berbagai rangkaian kegiatan, kata Ijeck, telah dilaksanakan mengisi Tasyakuran 1 Abad NU ini mulai dari seminar nasional, halaqoh sejarah perjuangan NU di Sumut, lomba syubbanul wathon dan sholawat, Istighosah Kubro, Doa Bersama hingga Ziarah Kubro. Pada acara puncak juga dilaksanakan Pelantikan Pengurus PWNU Sumut dan Pelantikan Alumni Keluarga Besar Abituren Musthafawiyah
(Kamus) Indonesia.
Hal ini dibenarkan Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahua. Disampaikannya, Mandina menjadi titik nol berdirinya NU di Sumut. “Di Mandailing Natal inilah titik nol Nahdlatul Ulama di Sumatera Utara, itu sebabnya saya sengaja secara khusus minta kepada Ketua Marahalim untuk menyelenggarakan upacara pelantikan pengurus di Pesantren Musthafawiyah ini, karena dahulu pada tahun 1945 pemimpin pondok pesantren ini menjadi salah satu pelopor hadirnya NU di Sumut,” katanya.
Artikel Terkait
Wakil Ketua PKK Lampung Utara Devriyana Marda Ardian Bangga dengan Kiprah Muslimat NU
Ustaz Hanan Attaki Resmi Dibaiat Masuk NU
Wakil Bupati Lampung Utara: Muslimat NU Menjadi yang Terdepan Kawal Pembangunan dan Gerakan Dakwah
Bupati Tapsel Hadiri Tasyakuran 1 Abad NU di Ponpes Musthafawiyah Kabupaten Mandailing Natal